Archive for November 2011

Sebuah Kenanganku Bersama Kak Reno (bagian : 4)


.

Hari ini lebaran, Hari Raya Idul Fitri 1432 :)

Semalam aku seperti tahun-tahun lalu, sms ngucapin selamat hari raya idul fitri ke teman-temanku termasuk kak Reno.

Hari ini nggak ada sms satupun dari kak Reno. Aku wajar aja. Mungkin dia lagi sibuk lebaran bersama keluarganya. Lebaran tahun ini juga kan sebagai acara perpisahan karena dia mau kuliah di luar kota. Otomatis dia berpisah sama keluarganya untuk waktu yang cukup lama.

Sampai malam nggak ada sms dari dia. Aku juga nggak berusaha sms dia. Malam itu badanku capek, tidak ingin melakukan apapun termasuk smsan. Jadi aku pun langsung tidur.

Hingga esok siangnya, ada sms dari kak Reno '“Sombong, nggak sms.”' HAH? Sombong. Apa-apaan ini anak, sms langsung bilang sombong. Langsung aja aku kasih alasan, kalau aku tuh nggak mau ganggu dia saat sedang lebaran. Dia pun mengerti. Sms hari itu nggak berlangsung lama. Hanya 1 jam mungkin.

Sejak saat itu, dia nggak pernah sms aku lagi. Pernah aku sms dia, ternyata dia lagi sibuk ospek. Okelah, itu terakhir kalinya aku sms dia.
Akhirnya aku dan dia lost contact again.
***

Suatu hari, aku iseng buka profil facebook dia. Ada bacaan “Reno relationship with …..” What? Lo udah punya pacar lagi? Kenapa nggak ngomong? Itu tandanya lo ngelanggar perjanjian kita! Dan lo tau, janji itu hutang. Padahal kalau lo jujur sama gue, gue bakal mutusin lo dan ngucapin selamat ke lo.

Kalau kayak gini kan lo juga yang rugi. Ngelanggar janji = dosa.

Gue nggak marah atau pun cemburu. Kan emang dalam perjanjian kita juga lo boleh punya cewek lagi. Cuma, kenapa lo nggak jujur. Ckckck.

Semoga aja Allah maafin lo ya. Dan semoga lo langgeng sama cewek baru lo :)

Aku menghapus sms dari dia. Melihat layar monitor yang menampilkan facebookku. Ada seorang cowok yang mengirim chat ke aku, aku lihat profilnya, dan……………….....

Mati satu tumbuh seribu cuy! ;D hahaha

_Tamat_

Sebuah Kenanganku Bersama Kak Reno (bagian : 3)


.

Hari ini sudah memasuki bulan puasa. Dan sudah berapa lama semenjak kejadian tangisanku itu, aku dan kak Reno lost contact. Malam hari menjelang bulan puasa biasanya aku mengirim sms ucapan mohon maaf lahir dan batin ke teman-temanku, dan kak Reno termasuk dalam daftar orang-orang yang aku kirimin sms itu. Dia pun membalas smsku dengan ucapan mohon maaf lahir dan batin juga. Ya, hanya itu, tapi aku juga nggak mengharapkan sms lebih dari dia. Lagian pulsa aku juga sudah nggak cukup untuk membalas smsnya nanti.

Selamat bulan puasa teman-teman. Mohon maaf lahir dan batin ya :)”
***

Di pertengahan bulan puasa, aku dan kak Reno sering smsan. Puncaknya saat tanggal 23 Agustus 2011, canda-candaan yang kita lontarkan berubah menjadi satu kalimat penuh makna yang dia tulis '“Kakak mah kalau udah sayang sama cewek sayang banget! Kalau gak percaya, coba aja Nayla jadi pacar kakak. Wkwkwk.'”

Membaca kalimat itu nggak membuatku kaget, tapi malah pengen ketawa. Aku jawab aja, '“Oke. Ayo buktiin!”' Jujur aja, saat menulis kata-kata tadi, hatiku nggak pernah ingin menjadi pacarnya, nggak ada rasa suka sedikit pun.

Dari kalimat-kalimat kecil itu, akhirnya kita resmi pacaran. Dan aku membuat sebuah perjanjian '“Kita pacaran nggak serius. Kakak mau punya pacar lagi juga nggak apa-apa. Gitu juga aku.”' Kak Reno keberatan dengan perjanjian itu, dia bilang “'Gimana kakak mau benar-benar sayang kalau punya cewek lain.'” Tapi aku tetap mempertahankan perjanjian itu, entah dengan senang hati, biasa aja, atau berat hati, kak Reno pun mengalah dan setuju.

Kak Reno mengatakan, “'Ya udah biasa aja, jangan serius, nantinya sakit :)”' Kalau itu sebuah status di facebook, aku pasti like. Dan kalau itu sebuah tweet di twitter, aku pasti retweet. Hehe, habis aku setuju banget sama kata-katanya.

Aku pun membuat satu perjanjian lagi, “'Kalau nanti kakak punya cewek lagi, bilang Nayla ya. Nanti pasti Nayla putusin.”' Untuk perjanjian itu dia langsung setuju. Huuuu, apa banget deh. Wkwk.

Oh my god! Dia langsung manggil aku sayang. Membaca kata “sayang” membuat aku geli sendiri. Kak Reno malah menyuruhku manggi dia sayang juga. Tanpa basa-basi aku menolaknya dengan halus.

Perdebatan pun terjadi, tapi hanya untuk sesaat. Dia pun mengalah lagi, dan berkata “'Ya udah, kalau belum biasa mah manggilnya kakak dan Nayla aja.'” Yes! Menang lagi! ^_^
***

3 hari sebelum bulan puasa berakhir. Aku smsan sama kak Reno, dari awalnya yang sekedar basa-basi nanya “Lagi apa?” sampai ke topik mantan pacarnya. Itu semua gara-gara aku menyuruh dia menonton drama korea yang ada di TV.

Setelah melihat drama korea itu, dia balas sms aku, '“Ceweknya kayak mantan kakak, rambutnya pendek.”' Aku yang membaca sms itu berkata dalam hati "“What? Terus urusannya sama gue apa?!”"

Tapi tiba-tiba ada suatu rasa penasaran dalam diriku tentang mantan pacarnya itu, aku pun menanyakan lebih jauh tentang mantannya. Kak reno bercerita kalau dia itu masih suka sama mantannya, tapi sayang mentannya udah punya cowok lagi, dan sebenarnya mantannya dan cowok barunya itu nggak saling suka. '“Kok bisa nggak saling suka tapi bisa pacaran?”' pertanyaan semacam itu yang aku keluarkan pada kak Reno.

Otakku pun bekerja, lah bukannya aku dan kak Reno juga nggak saling suka ya. Tapi kita bisa pacaran. Hahaha.

Sms pun berlanjut ngebahas tentang mantannya. Aneh, harusnya kalau orang pacaran tuh bakal kesal ngebahas suatu hal tentang masa lalu bersama mantannya. Tapi aku nggak cemburu sama sekali tuh. Itu artinya? Aku benar-benar nggak suka sama dia!

_bersambung_

Sebuah Kenanganku Bersama Kak Reno (bagian : 2)


.

Hari ketiga masuk sekolah. Setelah seminggu penuh melaksanakan MABIS yang menguras tenaga, fisik, dan juga batin. Alhamdulillah yah, MABIS ditutup dengan acara pensi tiap kelas. Dan yang lebih Alhamdulillah lagi, kelas aku menang. Walaupun hanya juara harapan.

Anak kelas 10 dikasih tugas membuat makalah dengan melibatkan anak-anak atau orang-orang yang kurang beruntung. Rencananya hari ini, aku dan teman-temanku mau wawancara ke panti asuhan. Tapi karena hari ini aku harus kumpul mading terlebih dahulu, aku bilang ke teman-temanku agar menungguku. Dan mereka pun setuju.

Bel pulang sekolah berbunyi. Aku menuju kelas XI IPA 3 untuk kumpul ekskul mading. Cuma perkenalan anggota mading aja, sekitar jam 3 lewat aku sudah selesai. Aku dan teman sekelasku yang ikut mading juga, bernama Clara mengantarkanku ke kelas untuk bertemu teman-temanku yang ingin pergi ke panti asuhan, tetapi aku menemukan kelasku kosong tanpa ada seorang pun di dalam. Perasaanku tidak enak. Aku membujuk Clara agar menemaniku mencari dua temanku itu, Reni dan Vizka.

Aku dan Clara mencari di mesjid, nggak ada siapa pun. Kita berdua kembali ke dalam sekolah, di tengah lapangan, ada sekumpulan anak cowok yang lagi latihan basket, tiga orang dari mereka berjalan ke arahku, salah satu dari mereka berkata kepadaku sambil cengar-cengir "“Hey, ada yang mau kenalan tuh! Yang lagi megang HP!”" Aku tak terlalu memperdulikan perkataannya, pikiranku hanya tentang ‘'dimana teman-temanku?'’ Aku pun berlalu meninggalkan mereka semua tanpa berkata sedikitpun.

Di kantin hanya ada beberapa siswa-siswi yang sedang duduk-duduk sambil ngobrol, aku mencari Reni dan Vizka tapi aku tak menemukan mereka berdua. Clara mendekatiku, “"Udah pada pulang tau, lihat aja udah sepi kayak gitu.”"

Sebenarnya aku setuju dengan kata-kata Clara itu. Mereka berdua pasti sudah pulang. Tapi hatiku menolaknya, mana mungkin mereka berdua tega meninggalkanku? Tanpa bilang ataupun izin dulu padaku.

Clara mengajakku pulang. Okelah, aku menyetujui ajakkannya karena aku pun merasa tidak enak dengan Clara yang daritadi aku repotkan.

Perjalanan pulang ke rumah terasa sangat membosankan. Ingin rasanya aku cepat-cepat sampai ke rumah, lalu sms Reni dan Vizka. Ahh, aku menyesalkan diriku yang tidak membawa HP!

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar, membuka sepatuku yang sudah kotor, mencari HPku, dan mengetik sebuah sms ‘Kalian pergi duluan ya?’ mencari sebuah nomor di kontak dengan nama -Reni- lalu mengirimnya. Tak berapa lama ada balasan dari Reni, aku membacanya dan JLEB! Isinya benar-benar membuatku kaget, kesal, marah, dan merasa dibohongin! '‘Iya, maaf ya, soalnya takut keburu sore. Reninya gak boleh pulang sore.’' Alasan yang bagiku masuk akal, tapi kenapa nggak bilang dari awal? Apa kalian nggak tahu gimana rasanya jadi aku? Aku mencari kalian berdua panas-panasan! Aku yang begitu mempercayai kalian berdua merasa dibohongin. Aku benar-benar kecewa teman.

Sms dari Reni tidak aku balas. Reni mencoba sms aku lagi '‘Marah ya? Maaf sih’.' Sama seperti tadi, aku tidak membalas sms itu, ada perasaan malas untuk membalas sms itu.

Aku langsung menjatuhkan badanku ke tempat tidur tanpa mengganti baju seragamku terlebih dahulu. Air mataku tak dapat terbendung lagi, keluar membasahi kedua pipiku. Aku mengambil HPku kembali, mengetik sebuah curahan hatiku saat ini lalu mengirimnya ke Kak Reno. 3 menit kemudian. Balasan sms dari Kak Reno terlihat di layar HPku. Aku pun membacanya masih dalam keadaan menangis. Aku ceritakan semua kekesalanku padanya, dia merasa simpaik padaku dan memberiku berbagai nasihat.

Kata-kata yang aku ingat dari semua itu adalah “'Jangan nangis dong, kakak mah paling gak bisa kalau dengar/ngeliat cewek nangis, kasian :’('“ Entahlah, tiba-tiba ada suatu perasaan lega dan perasaan lain. Perasaan itu seperti aku mempunyai seorang kakak yang care sama adiknya.

Tangisku pun terhenti. Aku menghapus air mataku yang jatuh deras di kedua pipiku. Kedua mataku sembab, tanpa ku sadari, aku tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi, aku menangis hanya karena hal itu. Tapi aku ucapkan "“Big thanks for kak Reno.”"

_bersambung_

Sebuah Kenanganku Bersama Kak Reno (bagian : 1)


.

Kebiasaanku selama liburan adalah online. Ya, anak remaja zaman sekarang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk online daripada kegiatan lainnya. Karena menurutku dan anak remaja lainnya, online itu mengasyikkan, bisa melepaskan semua kejenuhan yang kita rasakan.

Di depan layar laptop mataku membaca tulisan “Facebook”, aku menggerakkan pointer ke suatu gambar bola dunia, aku mengklik kiri. Seketika itu layar laptop menampilkan notification facebookku.saat sedang melihat-lihat notificationku, ada yang mengajakku chat, foto profilnya seorang cowok yang sedang memegang sebuah gitar. Mukanya nggak melihat ke kamera, tapi ke gitarnya. Jadi aku nggak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Kira-kira kayak beginilah awal chat aku dan cowok itu. Aku juga sudah tidak terlalu ingat lagi.
-Hay
-Apa?
-Gpp, cuma mau kenalan aja
-Ohh
-Boleh?
-Ya
-Siapa dimana?
-Nayla di Serang
-Masih sklh?
-Ya
-Kelas berapa?
(berhubung waktu itu aku lagi nunggu hasil penerimaan SMA. Aku jadi bingung kalau ditanya kelas berapa. Kelas 9? Udah bukan. Kelas 10? Masih belum -_-)
-Baru lulus smp, lo?
-Oh, kalo gue baru lulus sma
-Oh, mau nerusin kemana?
-Ke ugm, udah keterima itu juga
-Wew

Dari chat basa-basi itu akhirnya kita jadi dekat, membahas dari satu hal ke hal yang lain. Lalu tiba-tiba dia meminta nomor HPku. Saat itu aku bingung, mau ngasih nomor HPku atau nggak. Soalnya aku emang nggak suka ngasih nomor HP aku ke orang yang nggak dikenal. Aku bilang ke dia “Gimana nanti aja ya” Dia merespon kata-kataku dengan memberikan nomor HPnya ke aku. Nekat amat sih ini cowok!
***

Beberapa hari kemudian.
Aku sedang melaksanakan MABIS (Masa Bimbingan Siswa) di SMA pertamaku :) Dengan kata lain, sekarang aku sudah menjadi siswi SMA kelas 10. Senangnya, sudah tidak bimbang lagi.

Dalam pelaksanaan MABIS itu ada suatu kejadian yang membuat aku harus izin pulang ke rumah dan tidak melanjutkan MABIS hari ini. Kejadian yang sangat memalukan! Masalah cewek yang pasti.

Sesampainya di rumahku. Aku masuk ke dalam kamar. Duduk termenung merasa bosan, pikiranku melayang kemana-mana, terutama ke SMA baruku, pasti teman-teman baruku di SMA lagi pada minta tanda tangan anak Osis dan MPK atau mereka sekarang sedang berdiri tegak mendengar omelan dari timdis.

Mataku tertuju pada HP biruku yang tergeletak di tempat tidurku. Aku mengambilnya, menatap layar HPku sambil termenung. Tanpa dikomando jari telunjukku menekan salah satu tombol di HPku, layar HPku menampilkan beberapa kontak yang ada dalam HPku. Aku mengetik huruf “'R”', muncul nama kontak “Reno” aku tahu jelas kalau nama itu adalah nama cowok yang beberapa hari lalu chat denganku di facebook. Aku memang sudah save nomor HPnya. Tapi sampai sekarang aku belum pernah sms dia.

Mungkin emang sudah waktunya aku ngasih nomor HPku ke dia, dengan keadaanku yang lagi bosan di rumah sendiri ini. Smsan bisa membuat rasa bosan itu sedikit berkurang.

Pertamanya aku hanya mengirim sms kosong ke dia. Nggak berapa lama dia bales dengan “Siapa?” Awalnya aku berpura-pura jadi orang iseng. Tapi sepertinya dia nggak suka meladeni orang iseng, smsku pun nggak dibales lagi. Ok deh, aku pun memberitahunya kalau itu aku.

Dan apa kelanjutannya? Kita berdua smsan. Aku juga sempat curhat ke dia tentang masalahku hari ini. Dia menanggapinya dengan dewasa, dia berkata padaku “"Ya udahlah wajar, namanya juga cewek. Pasti mereka juga ngerti."”

Untungnya dia nggak setiap hari sms aku. Paling dua hari sekali atau nggak tiga hari sekali. Jujur aja ya, aku nggak suka smsan sama orang tiap hari. Membosankan!

_bersambung_