Archive for Januari 2015

Strategi dan Teknik dalam Sistematika Pembuatan Karya Ilmiah


.



A.    Konsep Karya Ilmiah
Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari bersifat ilmu. Dengan demikian karya ilmiah berarti kerja atau hasil kerja berdasarkan ilmu atau kerja yang bersifat ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan metode-metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah harus berisi kebenaran ilmiah. Jadi, karya ilmiah adalah karya yang disusun dengan menggunakan metode ilmiah untuk mendapatkan kebenaran ilmiah.

B.     Langkah-Langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
Berikut tahap-tahap penulisan karya ilmiah:
1.      Tahap Persiapan
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah;
1.      Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
 Dalam penulisan karya ilmiah harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
a.       Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
1)      Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2)      Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3)      Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b.      Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c.       Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1)      Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2)      Ajukan pertanyaan
2.      Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
3.      Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.

C.    Memanfaatkan Perpustakaan sebagai Sumber Data, Informasi, dan Bahan untuk Tulisan
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual.
Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1.      Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan.
2.      Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
a.       Atur waktu membaca
b.      Bacalah secara selektif
c.       Bacalah secara bertanggung jawab
d.      Bacalah secara kritis
3.      Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.
4.      Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber  bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5.      Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.

D.    Melakukan Wawancara untuk Mendapatkan Informasi untuk Tulisan
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1.      Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2.      Mempersiapkan pedoman wawancara
3.      Melaksanakan wawancara
4.      Mengolah hasil wawancara



2.      Tahap Proses Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
a.       Tahap Pra Penulisan
1.      Pemilihan dan pembatasan topik
2.      Merumuskan tujuan
3.      Mempertimbangkan bentuk karangan
4.      Mempertimbangkan pembaca
5.      Mengumpulkan data pendukung
6.      Merumuskan judul
7.      Merumuskan tesis
8.      Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
Pemilihan Topik
1.      Apa yang akan kita tulis?
2.      Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
3.      Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
4.      Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.
Tahap Penulisan Draf
1.      Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
2.      Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
3.      Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek  mekanik.
Tahap Revisi
1.      Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
2.      Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
Tahap Penyuntingan
1.      Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
2.      Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
3.      Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.
Tahap Publikasi
1.      Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
2.      Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.

3.      Tahap Evaluasi
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :
1)      Fokus.
 Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan.
2)      Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti.
3)      Organisasi
 Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas.
4)      Gaya
 Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan dan keanggunan presisi. Sebuah style yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan.
5)      Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan.

Sumber

Bahan Penulisan Karya Ilmiah


.



A.      Menulis Ilmiah
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun dalam taraf value. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah, sekurang-kurangnya memuat 4 tahap, yaitu :
1)      Tahap Persiapan (Pra-penulisan)
Tahap persiapan adalah ketika seseorang merencanakan, mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati dan lain-lain yang akan memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2)      Tahap Inkubasi
Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga mengantarkannya pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3)      Tahap Iluminasi
Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba.
4)      Tahap Verifikasi atau Evaluasi
Tahap ketika yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan atau tulisan yang diinginkan.

B.       Teknik Mengenali Identitas Referensi dan Memilih Bahan Tulisan
1.      Teknik Mengenali Identitas Referensi
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Didalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan didalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada didomain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi (Bayu, 2001).
Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi. Di perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut “koleksi referensi” sedangkan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku referensi karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan. Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi yang bertujuan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet.
2.    Cara menelaah buku yang telah ditemukan
Ada cara yang dapat dilakukan, yakni cara daftar isi. Teknik daftar isi, misalnya Masalah Peningkatan Gairah Belajar di Perguruan Tinggi. Judul buku belajar di Perguruan Tinggi. Langkah yang ditempuh (1) membuka daftar isi, (2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang berkaitan dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).

C.      Teknik Menulis Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis (Rahardi, 2010). Prinsip-prinsip membuat kutipan (Rahardi, 2010):
  • Jangan mengadakan perubahan
  • Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata yang salah cetak itu.
  • Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal, miring atau renggang) dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
  • Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titik-titik berspasi dalam tanda [….].
  • Harus dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu, antara lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.

D.      Teknik Menyusun Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada dasamya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi :
a.       Nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik.
b.      Tahun penerbitan.
c.       Judul, termasuk anak judul (subjudul).
d.      Kota tempat penerbitan.
e.       Nama penerbit.
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis pertama. Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya ilmiah), dan diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.


Sumber :

https://ariputuamijaya.wordpress.com/2013/01/14/membaca-kritis-untuk-menulis-ilmiah-2/ (diunduh pada hari Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 21.30 WIB).

Membaca Kritis


.



A.    Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).

B.     Ragam Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1.      Membaca Cepat atau Sekilas untuk Membaca Topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.

2.      Membaca Cepat untuk Informasi Khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita.

3.      Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.

C.    Membaca Kritis Tulisan atau Artikel Ilmiah
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
1.      Menggali Tesis atau Pernyataan Masalah
Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.

2.      Meringkas Butir-Butir Penting Setiap Artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.

3.      Memahami Konsep-Konsep Penting ( Pandangan Ahli, Hasil Penelitian,dan Teori)
Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan.

4.      Menentukan Bagian yang akan Dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.

5.      Menentukan Implikasi dari Bagian atau Sumber yang Dikutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.

6.      Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip.

D.    Karakteristik Membaca Kritis
Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi (Nurhadi, 1987):
a.       Menginterpretasi secara kritis
b.      Menganalisis secara kritis
c.       Mengorganisasi secara kritis
d.      Menilai secara kritis
e.       Menerapkan konsep secara kritis

Teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah sebagai berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
a.       Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
b.      Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat
c.       Kemampuan menganalisis
d.      Kemampuan menilai isi bacaan



  
https://ariputuamijaya.wordpress.com/2013/01/14/membaca-kritis-untuk-menulis-ilmiah-2/ (diunduh pada hari Jumat, 5 Desember 2014 pukul 19.30 WIB).