Sore hari di Rumah Sakit
Permata Asri, lebih tepatnya di sebuah ruang bersalin, seorang perempuan sedang
berusaha untuk melahirkan. Di luar ruang bersalin itu, suami dan anak
laki-lakinya yang berusia 5 tahun sedang menunggu dengan cemas.
“Pa, mama kenapa? Kenapa
mama masuk ke ruangan itu?” anak laki-laki itu terus bertanya pada papanya.
“Mama gak kenapa-napa
Reza, kamu gak usah khawatir. Sebentar lagi kamu akan punya adik.” Papanya
berusaha untuk menjelaskan.
“Adik?” gumam anak laki-laki itu yang bernama Reza.
1 jam kemudian, terdengar
suara tangisan bayi dari ruang bersalin itu.
Seorang dokter keluar dan
berkata, “Selamat ya pak, anak anda lahir dengan selamat dan tanpa cacat. Dia
seorang perempuan.”
“Alhamdulillah, terima
kasih dokter :)”
Lalu Reza dan papanya masuk ke dalam
ruang bersalin. Papanya langsung menghampiri mamanya dan melihat bayi yang
digendong oleh istrinya itu. Tapi Reza hanya berdiri terpaku di depan pintu
ruang bersalin.
“Reza, kesini sayang.”
panggil mamanya.
Reza pun berjalan
mendekati mamanya, “Kenapa, Ma?” tanyanya bingung.
“Lihat Reza, ini adik
perempuan kamu, namanya Tasya Dwita Vebriani. Cantikkan?”
“Iya, dia cantik kayak
mama.” ucap Reza dengan jujur.
“Kamu sekarang udah jadi
seorang kakak. Jaga dia baik-baik ya, jangan sampai ada yang nyakitin adikmu.”
kata papanya sambil mengelus pundak anak laki-lakinya itu.
“Pasti Reza jagain dia,
Pa. Reza gak akan biarin orang nyakitin adik Reza.” janji Reza.
Mama dan papanya yang
mendengar janji itu hanya tersenyum dan berkata, “Anak pintar :)”
*****
16 tahun kemudian…
“Apa sih kak. Ngestalk
inbox aku terus.” teriak seorang cewek sambil mengambil dengan kasar HPnya dari
seorang cowok.
“Farhan itu siapa? Pacar
kamu?” tanya cowok itu.
“Ihhh, bukaaaannn! Emang
setiap cowok yang sms aku itu pacar aku ya? Gak lah! Udah kakak gak usah kepo
gitu!”
“Ya gak, kamu kan tau
kalau kamu itu…”
“Iya aku tau! Aku gak
boleh PACARAN kan?!” cewek itu memotong kata-kata kakaknya.
“Heh Tasya! Kamu tuh lagi
ngomong sama kakak kamu!”
“Terus? Tasya harus
koprol sambil bilang WOW gitu?!” cewek yang bernama Tasya itu berlari ke
kamarnya meninggalkan kakaknya.
“Dasar adik kurang ajar!”
“Aduh kenapa sih kalian ini?” tanya mamanya.
“Itu, Ma. Si Tasya dibilanginnya
malah ngelunjak.” keluh Reza dengan muka super kesal.
“Haha, ya udah kamu
jangan emosi gitu. Nanti cakepnya ilang loh ;)” kata mamanya disertai jurus
gombal.
“Jiah, mama malah ngegombal
:D”
Akhirnya suasana yang
tadinya panas berubah jadi dingin kembali. Reza masuk ke kamarnya mengambil
sebuah obat dari dalam laci dan meminumnya, setelah itu dia menyelesaikan tugas
kuliahnya yang baru dia kerjakan setengah.
*****
Siang hari yang panas
seperti menggambarkan perasaan Tasya yang sedang kesal karena HPnya diambil
guru saat ada razia di sekolah. Dan HP itu hanya akan dikembalikan jika yang
mengambil orang tuanya.
“Aku pulaanggg..” ucap
Tasya sambil masuk ke dalam rumah.
Di ruang tamu ada kak
Angga, sahabat baiknya kak Reza, mereka sudah berteman dari SMP. Yahh, kata
orang-orang persahabatan cowok lebih tahan lama dari persahabatannya cewek.
Mungkin itu salah satu buktinya.
“Hei, Sya. Kenapa muka
lo? Kusut amat.” sapa kak Angga basa-basi.
“Hp Tasya dirazia kakkkk
:(“
“Haha kasian, makanya
jangan bawa hp ke sekolah tuh.” ledek kak Angga.
“Bukannya dihibur malah
diledekin -_-“
“Iya deh maaf, jangan
cemberut geh, nanti gak ada yang suka loh.”
“Yee, banyak ya yang suka
mah :p Ditolak semua haha.”
“Iya tau, gak boleh pacaran kan, masih kecil
sih.”
“Iyaa padahal udah gede
tau, udah SMA. Kak Rezanya mah pacaran sama kak Vriska, curang kan :(“
“Dibilangin masih kecil
juga. Eh tapi kakak lo setia banget ya sama Vriska, padahal waktu
kemaren-kemaren dia ditembak sama Dewi dan Renata, cantik banget mereka berdua
tuh. Tapi ditolak sama kakak lo, dia lebih milih Vriska. Ckck..”
“Iya kak?”
“Iya, tanya aja ke
Rezanya kalau gak percaya.”
“WOY Ngga! Sini ke kamar
gue, gentian ngerjain tugasnya!!!” teriak kak Reza dari kamarnya.
“YOO!” kak Angga pun
berjalan ke kamar kak Reza.
Tasya masih
mengingat-ingat perkataan kak Angga tadi “Kak
Reza nolak kak Dewi dan kak Renata yang cantik banget dan lebih milih kak
Vriska? Masa sih? Emang kak Reza setia gitu ya?”
*****
Malam harinya, Tasya
menemui mamanya dan menceritakan masalah HPnya yang dirazia. Mamanya setuju
untuk mengambil HP Tasya dengan syarat Tasya gak boleh bawa HP lagi ke sekolah,
kalau Tasya melanggar dan HPnya dirazia sekolah lagi, mamanya gak akan mau
ngambil ke sekolah dan mengikhlaskan HP anak perempuannya untuk disita selamanya.
Dengan berat hati Tasya
menyetujui syaratnya. Untuk sekarang yang dipikirkan Tasya HPnya kembali dan
kontak diHPnya gak ilang. Urusan ke depan dia cuma bisa berharap, sekolahnya
mengubah peraturan dan memperbolehkan siswanya membawa HP. Walau itu sangat
mustahil terjadi.
“Besok pagi gue print
tugasnya.” Terdengar suara kak Angga dari depan pagar rumah Tasya.
“Oke.”
Mendengar suara kak
Angga, Tasya kembali mengingat kata-kata kak Angga tadi siang. Dengan niat
iseng dia mengikuti kakaknya perlahan dari belakang. Saat kakaknya udah masuk
ke kamar. Tasya memberi jeda waktu beberapa menit, lalu dia membuka pintu kamar
kakaknya.
“Kak.” panggil Tasya.
“Apa?”
“Kakak nolak kak Dewi
sama kak Renata ya? Kenapa? Padahal kan mereka lebih cantik dari kak Vriska.” tanya
Tasya to the point.
“Hah? Tau darimana? Pasti
dari Angga ya -_-“
“Iya hehe.”
“Iyalah nolak, kakak kan udah
pacaran sama Vriska.”
“Oh gitu…”
“Tapi kamu mah gak boleh
pacaran, masih kecil!”
“IYA TAU!” Tasya langsung
keluar dan membanting pintu kamar kak Reza.
Kak Reza yang melihat
tingkah adiknya itu hanya menghela nafas, dia berjalan ke arah laci, mengambil
sebuah obat, dan meminumnya.
“Gak boleh pacaran, gak boleh pacaran. Tanpa diingetin lagi
juga gue udah tau. Gue gak pikun! Gue masih inget! Kesal!” dumel Tasya dalam hati.
*****
Hujan deras membasahi
kota Bandung ini. Membasahi semua yang ada di atas tanah.
“Ma, Pa. Kakak kenapa?
Kenapa dia harus dirawat di rumah sakit. Padahal kemarin dia gak kenapa-napa
kan.” Tasya yang baru sampai di rumah sakit langsung bertanya segala macam yang
ada dibenaknya.
Mama dan papanya hanya
diam membisu. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka.
“Ma, Pa! Kenapa diam aja?
Kenapa gak jawab pertanyaan Tasya?!”
Seorang dokter keluar
dari ruang rawat kak Reza. Tasya pun langsung menghampirinya, “Dok, kakak saya
kenapa?”
“Tenang dik, kakak kamu
ingin bicara dengan kamu.”
Tasya langsung masuk ke
dalam ruang rawat itu. Dia melihat kakaknya yang selama ini bagi Tasya paling
menyebalkan terlihat tak berdaya. Selang infus terpasang di sekujur tubuhnya.
Melihat kondisi kakaknya itu, tanpa sadar Tasya mengeluarkan air matanya.
“Hai adik kakak yang
cantik :)” sapa kak Reza dengan suara lemah.
“Kakak kenapa? :’(“
“Gak kenapa-napa. Ngapain
kamu nangis? Cengeng! :p”
“Ihhhh… dikhawatirin juga
>,<”
“Iya, makasih :)”
“Kakak mau ngomong apa
sama aku?”
“Cuma mau bilang, jaga
diri kamu baik-baik ya de :)”
“Apa sih ngomongnya.
Kayak kakak mau pergi aja :(” Tasya memeluk kakaknya itu dengan lembut.
“Aku sayang kamu, mama
dan papa.”
Setelah berkata itu kak
Reza menutup mata untuk selamanya. Mama dan papa yang sudah berada di dalam
ruang rawat itu terenyum sedih, mama menghampiri Tasya dan membebaskan
pelukannya pada kak Reza.
“Mama?” Tasya meras
bingung. Dia melihat kakaknya, matanya tertutup hangat. Dia mengira kakaknya
sedang tertidur pulas, tetapi ketika dokternya mendekati kak Reza dan mencabut
semua infus yang ada di tubuh kak Reza, Tasya mulai sadar.
“Jangan dicabutttt
dokter!!!” Tasya berusaha mencegah, tapi dihalangi oleh mama dan papanya.
“Udah sayang. Kamu harus
ikhlas.” ucap mamanya.
“Gakkkk, kakakkk buka
matanya, kakak cuma tidur kan. Ayo bangun! Kak Rezaaaaa!!!” teriak Tasya
histeris.
Mama dan papanya membawa
Tasya keluar dari ruangan itu. Mamanya berusaha menenangkan hati Tasya dengan
berbagai ucapan.
*****
7 hari setelah kepergian
kak Reza…
Ternyata kak Reza
mempunyai penyakit kanker. Dia hanya dapat bertahan hidup hingga usianya 21
tahun. Dan tepat sehari setelah kepergian kak Reza adalah hari ulang tahun
kakaknya yang ke 21 tahun.
Tasya sedang duduk diam
di depan jendela kamarnya. Di tangannya, terdapat bingkai foto yang berisi foto
dia dan kakaknya saat liburan sekolah tahun lalu. Tasya dan kak Reza jarang
sekali foto berdua. Foto mereka itu pun tidak sengaja, saat Tasya lagi bergaya
untuk difoto, tiba-tiba kakaknya datang mencubit pipi Tasya. Dan terciptalah
foto itu.
Mengingat kejadian itu,
Tasya mulai menangis. Dia kangen kak Reza. Dia kangen bertengkar dengan
kakaknya. Dia kangen dengan segala kejailan kakaknya. Dia kangen dengan semua
larangan-larangan kakaknya.
Tok tok tok…
“Tasya, buka pintunya
sayang.” ucap mama Tasya di depan pintu kamar Tasya.
“Kenapa Ma? Tasya lagi sibuk
ngerjain PR nih.”
“Iya mama tau, mama cuma
mau ngasih surat dari….. kak Reza.”
“Surat dari Kak Reza?” gumam Tasya dalam hatinya. Dia berdiri, menaruh
bingkai foto yang dipegangnya di atas meja belajar dan membuka setengah pintu
kamarnya. Dia tidak ingin mata sembabnya terlihat oleh mamanya.
“Ini sayang. Dibaca ya
:)” mamanya menyerahkan sebuah amplop putih pada Tasya.
“Iya, makasih, Ma.” Tasya
berusaha tersenyum, lalu kembali menutup pintunya.
Tasya duduk di atas
kasurnya dan memperhatikan amplop putih yang dipegangnya. Dengan perlahan dia
membuka amplop itu dan mengambil sebuah kertas berwarna pink.
Tulisan dikertas itu
adalah tulisan kakaknya, tidak bagus, tidak juga jelek, masih bisa dibaca,
tanpa sadar Tasya tersenyum melihat tulisan kakaknya itu. Dia pun membaca surat
dari kak Reza,
Hai Tasya, adik kakak yang cantik :)
Pertama, kakak mau jawab pertanyaanmu waktu dulu "Kenapa
kakak nolak cintanya Kak Renata dan Kak Dewi padahal mereka lebih cantik dari
Kak Vriska. Tapi Kakak malah milih Kak Vriska ".
Waktu itu sebenarnya kakak ingin menjawab, "Karena kakak
mencintai kak Vriska, bukan Kak Renata dan Kak Dewi. Kakak gak mau menerima
mereka berdua tanpa rasa cinta, itu hanya akan membuat mereka terluka. Kakak
gak mau menyakiti perempuan. Karena kakak punya adik perempuan, yaitu kamu :)
Banyak orang yang bilang, karma itu berlaku, kakak gak mau kamu disakiti cowok
karena salah kakak yang suka nyakitin cewek."
De, surat ini tentang kamu. Saat dulu kakak tau kalau kakak
punya adik perempuan. Kakak biasa aja, gak ada rasa takut seperti sekarang.
Tapi saat kamu tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, perasaan takut itu
mulai muncul. Kakak takut kamu punya pacar, bukan karena kakak cemburu. Kakak
cuma takut kamu disakiti olehnya. Perasaan takut itu membuat kakak bersikap
overprotective dan kamu pun mulai membenci kakak.
Jujur, kakak gak ada maksud sedikit pun membuat kamu
terkekang dengan larangan kakak "Gak boleh pacaran". Itu semua demi
kebaikanmu, tapi mungkin cara kakak salah.
Tapi tenang de, rasa terkekang kamu itu gak akan lama.
Setelah kakak gak ada, setelah kamu membaca surat ini, kamu akan terbebas dari
semuanya. Gak akan ada lagi yang ngestalk inboxmu dan ngelarang kamu pacaran.
Pesan kakak cuma 1, jaga diri kamu baik-baik, jangan pernah
mengecewakan mama dan papa. Kakak sayang kamu, selalu dan selamanya :)
“Kak Reza bodohhhhhh!!!
Aku gak pernah benci kakak. Aku itu sayang kakak, aku gak mau kehilangan
kakak!!! Kenapa kakak baru ngasih surat ini setelah kakak gak ada? Kenapa gak
dari dulu kak? Kenapa kaakkkkk???” Tasya berteriak dan menangis, dia
mengacak-acak kasurnya dan melemparkan semua bonekanya.
“Sayaangg, kamu kenapa?”
teriak mama dan papanyanya dari luar pintu kamar Tasya.
Karena Tasya tidak
membuka-bukakan pintu kamarnya, mama menyuruh papanya untuk mendobrak kamar
Tasya.
Brakkkkkk…
Mama Tasya langsung
menghampiri dan memeluk anaknya yang sedang menangis dibawah lantai.
“Kamu kenapa sayang?”
“Kakak jahat, Ma. Kakak
baru ngasih tau semuanya setelah dia ninggalin aku :’(“
“Udah sayang, kamu jangan
nangis kayak gini. Kakak kamu gak bermaksud jahat, dia sayang kamu. Kalau kamu
nangis, kakak kamu pasti sedih. Apa kamu gak sayang kak Reza? Apa kamu tega
lihat kak Reza gak tenang disana?”
“Gak, Ma. Aku sayang kak
Reza. Aku mau buat kakak bahagia disana :’)”
“Ya udah, kalau gitu
sekarang kamu ganti baju. Kita ke tempat kak Reza ya.”
“Iya, Ma :)”
Mama dan papa Tasya
keluar dari kamar. Di dalam kamar, Tasya memasukkan surat dari kakaknya itu ke
dalam amplop dan menaruhnya di dalam tas jinjing yang akan dia bawa. Tasya
memilih baju hitam berlengan panjang, memoles sedikit bedak dimukanya dan
merapikan rambutnya yang berantakan.
Dia tersenyum di depan
cermin, “Kak, aku datang.”
*****
Di sebuah pemakaman umum.
Tasya, mama dan papanya duduk mengelilingi makam kak Reza.
Tasya menaruh bunga
disamping nisan kakaknya, lalu dia mengelus-elus nisan kakaknya dan berbisik
“Kak, Tasya janji gak akan ngecewain mama dan papa. Kakak yang tenang ya
disana, Tasya sayang kakak selalu dan selamanya :)”
_Tamat_