Archive for 2015

Semoga Sehat Selalu, Mama :)


.

Rabu, 18 November 2015

Selamat Ulang Tahun Mamaku Sayang ({})
Semoga sehat selalu, banyak rezeki, bahagia di dunia dan di akhirat. Semua yang terbaik untuk mama. Aamiin :)





Hari ini berangkat kuliah seperti biasa, salim ke mama tanpa ngucapin selamat ulang tahun ke mama. Biar dikirain lupa sama ulang tahunnya wkwk.

Di kampus cuma belajar 1 MK Kebantenan, presentasi tentang observasi ke Banten lama mengenai Mesjid Agung Banten Lama :D
Kerja kelompok Kurpem sebentar, cuma ngebagi-bagi tugas doang.
Trus aku, Alvi dan Laras ke Pusda. Naik motor berdualah ya, kalo jalan lumayan jauh. Mana panas lagi.

Ganti DP dan PM di BBM "Selamat Ulang Tahun Mamaku Sayang.."
Banyak yang ngucapin juga dari teman-teman, nih :



Dari sahabat-sahabat keceku,
Triple A - Nida dan Aini ({})




Dari Alvi,
mahasiswi yang suka ngaret :p




Dari Dwi Ayu, 
sahabat SDku




Dari Bobby,
masih aja gaje ngucapinnya dia mah haha



Dari Kak Thohir (kiri) dan Kak Fitroh (kanan)




Oh iya, aaku DP sama PMnya malah sama kayak aku loh,

Aaku sebelah kiri, aku sebelah kanan
Sama banget kan wkwk



Kalo ini DP dan PM tetehku



Di Pusda nyari buku Matematika SMA, nyari materi peluang buat tugas UTS Teori Peluang. Tadinya sih mau di foto aja, tapi pusing juga ya. Ya udahlah minjem aja bukunya.
Nah pas mau minjem ada masalah. Ternyata di kartu pusda aku itu ada catatan kalo aku masih minjem 1 buku tentang kisi-kisi UN, minjemnya tahun 2014.
Perasaan mah aku tuh gak pernah minjem buku itu, waktu UN aku belajarnya dari buku yang aku beli sendiri. Kayaknya sih itu buku yang dipinjem sama temanku, soalnya waktu SMA aku emang pernah minjemin kartu Pusdaku ke teman. Tapi siapa yaa, lupaaa :(
Please dong yang minjem balikin, jangan ngerugiin aku gini. Aku kan udah minjemin kartunya, masa kaliannya gak bertanggung jawab ngembaliin bukunya :(

Jam 12.10 WIB ke mesjid, shalat Dzuhur. Trus pulang deh.
Karena masih jam 12, sedangkan aku, teteh, aa dan Teh Lina mau ngasih kejutan ke mama. Akhirnya aku ke rumah mbah pulangnya. Nungguin mereka pulang kerja.

Jam 16.30 WIB aku dan tetehku ngejemput Teh Lina ke rumahnya. Trus ke Giant beli kue tart di BreadTalk.
Aa nyusul ke Giant..
Ya udah deh, aa ngebonceng Teh Lina, aku dan teteh bawa motor sendiri. Bertiga konvoi naik motor wkwk.
Tapi gak juga sih, kita malah kadang suka saling nyusul. Tapi aku gak pernah mau nyusul paling depan. Enakan di posisi kedua atau ketiga wkwk.

Sampai di depan rumah, motornya dimatiin, baris berjejer di sebelah rumah Gadis. Kebetulan ada yang naik motor juga di tetangga sebelah, jadi dikirain tadi tuh suara motor tetangga, padahal motor kita wkwk.
Kita berempat ngebuka kuenya di atas motor, trus nempelin lilinnya dan dinyalain (tadi sebelum ke rumah sempat beli korek api dulu sih di warung).

Nih nyalain lilin di atas motor,
sstttsss diem-diem yaa


Aa yang megang kuenya. Teteh nekan bel rumah, bapak yang bukain. Salim ke bapak, trus masuk ke dalam. Mama lagi duduk sambil nonton TV. Aku dan teteh salim ke mama.
Aa datang bawa kuenya, “SELAMAT ULANG TAHUN, MAMA :D” ucap kita berbarengan.
“Wihh apanya pada barengan gini kesininya?” tanya mamaku kaget.
Kita salim sama, cium pipi kanan-pipi kiri hihi :D

Bapak baca doa buat mama, kita mengaminkannya..
Ya Allah, berilah umur panjang ke mama, sehatkanlah selalu mama, berilah rezeki ke mama, dan semoga mama selalu bahagia, terutama ketika melihat kita sukses.. Aamiin..

Selesai baca doa, kuenya dipotong.
Trus Teh Lina dan kita ngasih kado.
Kadonya apa ya? Ada dehhh :p

Semoga mama suka yaa :)

Konsep Ilmu dan Metode Islamisasi Ilmu


.


A.    Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
1.      Pengertian Ilmu Pengetahuan
Kata “ilmu” berasal dari bahasa Arab yaitu  (alima, ya’lamu, ‘ilman) yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Ilmu merupakan perkataan yang memiliki makna lebih dari satu arti. Oleh karenanya diperlukan pemahaman dalam memaknai apa yang dimaksud. Menurut cakupannya pertama-tama ilmu adalah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah dalam satu kesatuan. Dalam arti kedua ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari pokok tertentu. Maksud dari pengertian ini adalah bahwa ilmu berarti suatu cabang ilmu khusus.
Dari pemaparan diatas ilmu dalam Islam menempati posisi yang sangat penting.  Sehingga orang berilmu menempati kedudukan yang mulia, Allah SWT berfirman; “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Mujadalah: 11). Dalam satu hadits, mencari ilmu juga mendapatkan tempat yang mulia; “Barang siapa yang mencari ilmu maka ia di jalan Allah sampai ia pulang” (HR. Tirmidzi).
Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW berkaitan dengan perintah membaca (iqra’). Tetapi, sejak awal, sudah diingatkan bahwa proses membaca tidak boleh dipisahkan dari ingat kepada Allah SWT. Harus dilakukan dengan mengingat nama Allah SwT (Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq). Konsepsi Ilmu dalam Islam tidak memisahkan secara dikotomis antara iman dan ilmu pengetahuan. Tidak memisahkan unsur dunia dan unsur akhirat. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan dipelajari bermuara pada satu tujuan penting, mengenal Allah, beribadah kepada-Nya dan kebahagiaan di akhirat.
Sehingga dalam Islam sendiri ilmu itu terkait dengan akidah. Syed Muhammad Naquib al-Attas mengatakan “Mengawali akidah dengan pernyataan yang jelas tentang ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting, sebab Islam adalah agama yang berdasarkan ilmu pengetahuan.

B.     Metode Islamisasi Ilmu
1.      Definisi dan Pendekatan Islamisasi Ilmu
a.      Definisi dan Pendekatan Al Attas
Islamisasi adalah pembebasan manusia mulai dari magic, mitos, animisme dan tradisi kebudayaan kebangsaan dan dari penguasaan sekuler atas akal dan bahasanya. Ini bermakna ummat Islam adalah seorang individu yang memiliki akal dan bahasa yang bebas dari magic, mitos, animisme, tradisi kebangsaan dan kebudayaan serta sekulerisme.
Lebih lanjut, Al Attas menyifatkan islamisasi sebagai proses pembebasan atau memerdekakan, sebab ia melibatkan pembebasan roh manusia yang mempunyai pengaruh atas jasmaninya, dan proses ini menimbulkan keharmonisan dan kedamaian dalam dirinya sesuai dengan fitrahnya. Islamisasi juga membebaskan manusia dari sikap tunduk kepada keperluan jasmaninya yang condong menzhalimi dirinya sendiri, sebab sifat jasmaniyahnya lebih condong untuk lalai terhadap tabiatnya sehingga menjadi jahil tentang tujuan asalnya. Islamisasi bukanlah proses evolusi, tetapi satu proses pengembalian kepada fitrah.
Islamisasi diawali dengan isalamisasi bahasa, dan ini dibuktikan di dalam Alqur’an ketika diturunkan kepada orang Arab. Bahasa, pemikiran dan rasionalitas terkait erat dan saling bergantung dalam membayangkan world view atau visi hakikat (reality) kepada manusia.

b.      Definisi dan Pendekatan Ismail Raji Al Faruqi
Islamisasi ilmu sebagai usaha untuk mengacukan kembali ilmu, yaitu mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikirkan kembali argumen dan rasionalisasi, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran, membentuk kembali tujuan dan melakukannya secara yang membolehkan disiplin itu memperkayakan visi dan perjuangan Islam. Sebagaimana Al Attas, Al Faruqi menekankan kepentingan mangacu dan membangun kembali disiplin sains sosial, sains kemanusiaan dan sain tabi’i dalam kerangka Islam dengan memadukan prinsip-prinsip Islam ke dalam tubuh ilmu tersebut.
Islamisasi dapat dicapai melalui integrasi ilmu baru ke dalam khasanah warisan Islam dengan membuang, menata, menganalisa, menafsir ulang dan menyesuaikannya menurut nilai dan pandangan Islam.
Dari segi metodologi, Al Faruqi mengemukakan ide Islamisasi ilmu bersandarkan tauhid. Metodologi tradisional tidak mampu memikul tugas ini, karena beberapa kelemahan, yaitu:
1)      Menyempitkan konsep utama seperti fiqih, faqih, ijtihad dan mujtahid.
2)      Kaidah tradisional ini memisahkan wahyu dan akal, yang selanjutnya memisahkan pemikiran dan tindakan. 
3)      Kaidah ini membuka ruang untuk dualisme, sekuler dan agama.

2.      Prinsip Yang Mendasari Islamisasi Ilmu
Secara ontologi, Islamisasi ilmu pengetahuan memandang bahwa dalam realitas alam semesta, realitas sosial, dan historis ada hukum ciptaan Allah Swt yang disebut dengan sunnatullah . sebagai ciptaan Allah Swt, hukum tersebut tidak netral, tetapi mempunyai tujuan sesuai dengan tujuan Allah Swt yang menciptakannya.
Al Faruqi menggariskan beberapa prinsip dasar dalam pandangan Islam sebagai kerangka pemikiran, metodologi dan cara hidup Islam, yaitu :
1.      Keesaan Allah Swt ( tauhid )
2.      Kesatuan Penciptaan
3.      Kesatuan kebenaran
4.      Kesatuan Ilmu
5.      Kesatuan kehidupan
6.      Kesatuan kemanusiaan

3.      Tujuan Islamisasi Ilmu
Tujuan islamisasi ilmu, sebagaimana yang dikemukakan Al Attas adalah :
1.      Untuk melindungi orang Islam dari ilmu yang sudah tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan.
2.      Untuk mengembangkan ilmu yang hakiki yang dapat membangunkan pemikiran dan rohani pribadi muslim yang akan menambahkan keimanannya kepada Allah Swt.
3.      Melahirkan keamanan, kebaikan, keadilan dan kekuatan keimanan
Selanjutnya, Al Faruqi menguraikan tujuan yang mengacu kepada rencana kerja islamisasi ilmu pengetahuan (sains) adalah sebagai berikut :
1.      Penguasaan disiplin ilmu modern
2.      Penguasaan khasanah Islam
3.      Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern
4.      Pencarian sintesa kreatif antara khasanah Islam dengan ilmu modern
5.      Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah Swt.

4.      Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam  Islamisasi Ilmu
Untuk merealisir tujuan-tujuan tersebut, terdapat beberapa langkah menurut urutan logis yang menentukan prioritas masing-masing langkah tersebut. Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai proses islamisasi ilmu pengetahuan (sains) adalah sebagai berikut :
1)      Penguasaan Disiplin Ilmu Modern
Disiplin-disiplin ilmu di Barat diuraikan menjadi kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi, problema-problema dan tema-tema. Penguraian tersebut harus mencerminkan ‘daftar isi’ sebuah buku. Dan hasil uraian tersebut harus berbentuk kalimat-kalimat yang memperjelas istilah-istilah teknis, menerangkan kategori, prinsip, problema, dan tema pokok disiplin ilmu Barat.
2)      Survey Disiplin Ilmu
Setiap disiplin ilmu harus disurvei dan esei-esei harus ditulis dalam bentuk bagan mengenai asal-usul dan perkembangannya beserta pertumbuhan metodologinya, perluasan cakrawala wawasannya, dan tak lupa sumbangan-sumbangan pemikiran yang diberikan oleh para tokoh utamanya.
3)      Penguasaan Khasanah Islam
Sebelum menyelami seluk-beluk relevansi islam bagi suatu disiplin ilmu modern, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah ilmiah islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tersebut.
4)      Penguasaan Khasanah Ilmiah Islam
Untuk dapat mendekatkan karya-karya hasil khasanah ilmiah islam dengan para ilmuwan muslim yang terdidik dalam cara Barat, kita perlu melakukan sesuatu yang lebih besar daripada sekedar menyajikan berhalaman-halaman bahan dalam bentuk antologi.
5)      Penentuan Relevansi Islam yang Khas terhadap Disiplin-disiplin Ilmu
Relevansi-relevansi khasanah islam yang spesifik pada masing-masing ilmu harus diturunkan secara logis.
6)      Penilaian Kritis terhadap Disiplin Ilmu Modern
Ini adalah langkah utama dalam proses islamisasi ilmu pengetahuan. Permasalahan pokok dan tema-tema abadi masing-masing disiplin harus dianalisa dan diuji akan reduksionisme, kesesuaian, kemasukakalan dan ketepatan asasnya dengan konsep panca kesatuan yang diajarkan islam.
7)      Penilaian Kritis terhadap Khasanah Islam
Khasanah islam adalah Qur’an suci, firman-firman Allah, dan sunnah Rasul SAW. Tugas untuk menilai khasanah islam pada suatu bidang kegiatan manusia harus ditangani oleh para ahli di bidang tersebut.
8)      Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Islam
Kearifan yang dikandung setiap disiplin ilmu harus dihadapkan dan dimanfaatkan untuk menanggulangi permasalahan umat islam agar kaum muslimin dapat memahaminya dengan benar, menilai dengan tepat pengaruhnya pada kehidupan umat serta memetakan dengan teliti semua pengaruh yang diberikannya pada tujuan global islam.
9)      Survey Permasalahan yang dihadapi Umat Manusia
Sebenarnya, amanah Allah SWT meliputi seluruh jagad raya, dan sebagai konsekuensinya tanggung jawab terhadap manusia juga tercakup di dalamnya. Umat islam memiliki wawasan yang diperlukan untuk kemajuan manusia untuk membuat sejarah berjalan ke arah apa yang dikehendaki Allah SWT.
10)  Analisa Kreatif dan Sintesa
Sintesa kreatif harus dicetuskan diantara ilmu-ilmu islam tradisional dan disiplin-disiplin ilmu modern untuk dapat mendobrak kemandegan selama beberapa abad terakhir ini.
11)  Penuangan kembali Disiplin Ilmu Modern ke dalam Kerangka Islam
Pada dasarnya, para pemikir islam tidak akan tiba pada suatu penyelesaian yang sama, atau memilih pilihan yang sama dalam hal penentuan relevansi islam  terhadap eksistensi umat islam di masa kini dan di masa mendatang.
12)  Penyebarluasan Ilmu-ilmu yang telah diislamkan

Adalah suatu kesia-siaan apabila hasil karya para ilmuwan muslim hanya disimpan sebagai koleksi pribadi mereka masing-masing. Karya apa saja yang dibuat berdasar Lillahi Ta’ala adalah menjadi milik seluruh umat islam. Pemanfaatan karya-karya tersebut tidak mendapat berkah Allah kecuali jika dilaksanakan untuk sebanyak mungkin makhluk-Nya.

KARYA ILMIAH CARA MENGAJAR GURU MENENTUKAN PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA


.

KARYA ILMIAH
CARA MENGAJAR GURU MENENTUKAN PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama


logo-untirta-baru.jpg


Disusun oleh:
ANNISA APRILIA
2225141025
Semester 1 Kelas A




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2014




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiahyang berjudul“Cara Mengajar Guru Menentukan Prestasi Matematika pada Siswa” sebagai salah satu kegiatan belajar atau kuliah dan sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Lela Nurfaridah M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini;
2.      Kedua orang tua penulis, serta semua pihak yang telah memberikan semangat, ide dan bantuannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Serang, 28 Desember 2014


Penulis






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
ABSTRAKiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang1
1.2     Rumusan Masalah 2
1.3     Tujuan Penelitian2
1.4     Manfaat Penelitian3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Landasan TeoriPenelitian4
2.2     Hasil Penelitian yang Relevan6
2.3     Kerangka Berfikir6
2.4     Hipotesis Penelitian7
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1     Rancangan Penelitian8
3.2     Populasi dan Sampel Penelitian8
3.3     Variabel Penelitian8
3.4     Teknik Pengumpulan Data9
3.5     Analisis Data9
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1     Penyajian Data Hasil Penelitian10
4.2     Analisis Data dan Uji Hipotesis10
4.3     Pembahasan11
BAB V PENUTUP
5.1     Simpulan13
5.2     Saran13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN15
ABSTRAK

Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Tetapi prestasi matematika siswa-siswi di SMA selama ini masih rendah. Rendahnya prestasi matematika pada siswa salah satunya disebabkan oleh cara mengajar guru yang monoton, sehingga menyebabkan siswa-siswi tidak menyukai matematika dan merasa bosan belajar matematika. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan penelitian kepada siswa kelas XII SMAN 2 Kota Serang semester genap tahun ajaran 2014/2015. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu berupa angket dengan 5 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara mengajar guru menentukan prestasi belajar matematika pada siswa. Karena dengan cara mengajar guru yang menyenangkan, siswa-siswi menjadi senang belajar matematika, dan mereka semangat untuk mendapatkan prestasi matematika yang baik. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas guru dalam mengajar, terutama mengajar matematika.

Kata Kunci : Cara Mengajar Guru, Prestasi Belajar Matematika




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit. Pentingnya matematika, menjadi dasar pemerintah dalam menyesuaikan kurikulum matematika di sekolah. Matematika mendapat porsi jam lebih banyak di bandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Mulai jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.Pelajaran matematika itu ada dan dipelajari, baik secara global maupun spesifik. Bahkan pada jenjang prasekolah pun matematika sudah mulai diperkenalkan karena untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang baik sejak dini.
Untuk dapat memperoleh penguasaan matematika yang baik ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dan sama pentingnya yaitu siswa, guru, dan lingkungan. Keberhasilan proses pengajaran banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri dan usaha guru dalam menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran serta variabel lingkungan terutama sarana dan iklim yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran. Keterpaduan dari tiga variabel tersebut merupakan kunci keberhasilan pengajaran yang ditinjau dari sudut proses.
Guru seringkali berasumsi bahwa motivasi belajar siswa merupakan masalah siswa itu sendiri dan siswalah yang bertanggung jawab untuk mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran memegang peranan penting. Pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan siswa. Jadi, guru sebagai fasilitator dan motivator berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi minat dan prestasi belajar yang baik bagi peserta didik. Guru yang memiliki kompeten atas profesinya sebagai guru dalam meningkatkan pendidikan tentunya benar-benar siap menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kata lain guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengajar dengan baik. Ini tidaklah berarti mengesampingkan faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa agar dapat mendapatkan prestasi atau nilai matematika yang baik. Selain itu terdapat pula faktor lain seperti minat siswa terhadap matematika dan cara mengajar guru yang juga sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
1.2.       Rumusan Masalah
Masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apakah cara mengajar guru menentukan prestasi matematika pada siswa?
2.    Bagaimana cara mengajar guru di kelas agar prestasi matematika pada siswa menjadi baik?

1.3.       Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apakah cara mengajar guru menentukan prestasi matematika pada siswa.
2.      Untuk mengetahui cara mengajar guru di kelas agar prestasi matematika pada siswa menjadi baik.








1.4.       Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagi siswa, dapat berguna untuk mendorong siswa agar lebih meningkatkan cara belajarnya dengan baik sehingga memperoleh hasil belajar dan prestasi matematika yang maksimal.
2.      Bagi guru, matematika dalam upaya meningkatkan minat belajar terhadap pelajaran matematika dan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan cara mengajar yang baik dan tidak monoton.
2.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1.1.  Landasan Teori Penelitian
1.      Prestasi Belajar Matematika
a.       Pengertian Prestasi
Menurut Sutratinah Tirtonagoro (2001: 43) “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu”. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulan bahwa prestasi pada penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai setelah diadakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan dari batas usaha tersebut.

b.      Pengertian Belajar
Menurut Gagne dalam Syaiful Sagala (2004:17) “Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja”.Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar didefinisikan sebagai suatu proses menginternalisasi, membentuk kembali, mengkonstruksi pengetahuannya sendiri atau membentuk pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki yang melibatkan aktivitas mental atau psikis seseorang yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan yang lebih baik.






c.       Pengertian Matematika
Berikut definisi mengenai matematika menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005: 723) matematika mempunyai pengertian bahwa, “Ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu tentang bilangan, kalkulasi, penalaran logis, fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk, aturan-aturan yang ketat dan pola keteraturan serta tentang struktur yang terorganisasi.

d.      Prestasi Belajar Matematika
Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut merupakan hasil belajar yang telah ditetapkan baik menurut aspek isi maupun aspek perilaku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan angka nilai tes yang diberikan oleh guru. Di dalam penelitian ini prestasi belajar yang diperoleh siswa dinyatakan dalam bentuk angka.

2.      Model Pembelajaran
 Model pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Nurulwati (dalam Trianto 2009: 22) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar. Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah suatu cara atau pola yang digunakan guru dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai isi pelajaran atau mencapai tujuan pembelajaran.

1.2.        Hasil Penelitian yang Relevan
Kasma (2006:64) dalam penelitiannya menyimpulkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran model kooperatif lebih tinggi tingkat penguasannya terhadap soal-soal yang membutuhkan pemecahan masalah dari pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran biasa. Marzuki (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran biasa.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran model kooperatif lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran biasa. Keefektifan tersebut ditinjau dari segi strategi pembelajaran, keterlibatan siswa dan guru, kemampuan cara mengajar guru dalam proses pembelajaran,respon siswa terhadap komponen pembelajaran, hasil dan prestasi siswa.

1.3.           Kerangka Berfikir
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki cakupan obyek yang sangat luas baik yang bersifat langsung seperti konsep dan fakta maupun yang bersifat tidak langsung seperti transfer belajar, dan kemampuan memecahkan masalah terhadap struktur matematika.
Kemampuan dan pemahaman yang baik tentang matematika akan sangat membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik persoalan belajar maupun persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu proses pembelajaran selalu menekankan pada proses pemecahan masalah. Cara mengajar guru harus menekankan pada model pembelajaran kooperatif yaitu dimulai dari motivasi atau persepsi materi pada pembelajaran ini adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga ada interaksi antara siswa dan gurunya. Sehingga siswa lebih semangat dalam belajar dan akan memperoleh prestasi matematika yang baik.

1.4.       Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori penelitian yang relevan dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu cara mengajar guru menentukan prestasi matematika pada siswa.




















BAB III
METODE PENULISAN

3.1.            Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 5 siswa kelas XII semester 2 tahun ajaran 2014/2015 di SMAN 2 Kota Serang. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara mengajar guru pada prestasi matematika siswa, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu cara mengajar guru dalam proses pembelajaran matematika, sedangkan variabel yang lain tidak bisa dimanipulasi yaitu prestasi matematika pada siswa.

3.2.            Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 5 siswa kelas XII SMAN 2 Kota Serang. Sampel dalam penelitian ini adalah individu secara acak, karena diambil 5 siswa kelas XII dari beberapa kelas baik IPA maupun IPS.Mula-mula tiga kelas secara acak sebagai sampel penelitian dari empat belas kelas yang ada. Setelah diperoleh tiga kelas secara acak sebagai sampel, dilanjutkan dengan memilih secara acak lima siswa dari tiga kelas tersebut.

3.3.            Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut :
1.      Variabel  Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cara mengajar guru dalam proses pembelajaran matematika.
2.      Variabel Terikat 
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi matematika pada siswa.



3.4.       Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menyebarkan angket kepada responden.Objek dalam penelitian ini adalah 5 siswa kelas XII SMAN 2 Kota Serang.Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari sumber utama (responden), yaitu 5 siswa kelas XII SMAN 2 Kota Serang.

3.5.       Analisis Data
Setelah angket diisi dan terkumpul, selanjutnya dilihat dan disimpulkan hasilnya, dan dinilai kerelevanannya dengan masalah yang dikaji serta proses penyajian masalah yang diangkat.



















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1.       Penyajian Data Hasil Penelitian
 














4.2.       Analisis Data dan Uji Hipotesis
Dengan cara membuat suatu angket dengan beberapa pertanyaan seperti :
-          Anda membutuhkan alat peraga dalam proses pembelajaran.
-          Anda membutuhkan alat bantu (kalkulator) dalam proses pembelajaran.
-          Anda menyukai guru yang memberitahu cara singkat dalam mengerjakan soal matematika.
-          Anda menyukai guru yang berinteraksi dengan muridnya.
-          Anda menyukai guru yang memberi beberapa soal matematika lalu dibahas bersama-sama.
-          Anda menyukai guru yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya.
-          Anda menyukai guru yang tegas tetapi cara mengajarnya mudah dimengerti.
Kemudian diajukan kepada 5 siswi kelas XII SMAN 2 Kota Serang untuk mengisi angket tersebut  dan akhirnya mendapatkan sebuah jawaban.

4.3.       Pembahasan
Berdasarkan landasan teori mengenai penelitian yang relevan dan kerangka berpikir yaitucara mengajar guru menentukan prestasi matematika pada siswa. Penyataan tersebut memang terbukti keabsahannya dikarenakan hasil survey menggunakan angket yang telah dibuat dan diberikan kepada 5 siswa kelas XII SMAN 2 Kota Serang untuk dijawab, membuktikan bahwa benar cara mengajar seorang guru itu bisa mempengaruhi dan menentukan prestasi pada murid. Dikarenakan murid itu cenderung lebih menyukai tipe guru yang memberi beberapa soal matematika lalu dibahas bersama-sama, kemudian guru yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya, guru yang berinteraksi dengan muridnya, guru yang tegas tetapi cara mengajarnya mudah dimengerti, lalu guru yang selalu menyertai alat peraga dalam proses pembelajarannya serta guru yang memberitahukan cara singkat dalam mengerjakan soal matematika. Namun ternyata ada pula murid yang tidak setuju kepada guru yang mempersilahkan muridnya apabila menggunakan alat bantu seperti kalkulator dalam kegiatan pembelajaran. Alasannya, alat bantu tersebut bisa membuat murid menjadi malas berfikir dan menghitung. Sehingga guru harus menempatkan waktu yang tepat untuk memperbolehkan siswa-siswinya menggunakan kalkulator. Seperti saat mengerjakan latihan soal yang diberikan guru, siswa-siswi diperbolehkan menggunakan kalkulator untuk meyakinkan bahwa perhitungannya benar, tetapi ketika ulangan, siswa-siswi harus dilarang menggunakan kalkulator.


Dalam proses pembelajaran, guru juga harus memahami setiap materi yang diajarkannya, bukan hanya materi yangmencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Tetapi juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi, agar dapat menjawab pertanyaan siswa-siswi dengan baik. Dan bagi guru matematika, harus memiliki rumus singkat dalam menjawab soal, agar siswa lebih tertarik mengerjakan soal karena caranya yang mudah dan tidak menghabiskan banyak waktu. Guru matematika juga harus memiliki alat peraga, seperti balok, kubus dan bangun ruang lainnya agar siswa dapat lebih memahami materi bangun ruang yang diajarkan.
Jika siswa-siwi menyukai cara mengajar guru di kelas, mereka akan semangat dalam belajar dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Ketika mereka gagal dalam ulangan, mereka tidak akan berputus asa, dan akan terus berusaha belajar karena mereka menyukai cara mengajar gurunya. Sehingga mereka dapat meraih prestasi, terutama di mata pelajaran matematika.















BAB V
PENUTUP

5.1       Simpulan
Setelah melakukan sebuah penelitian mengenai keterkaitan cara mengajar seorang guru apakah bisa menentukan prestasi seorang siswa khususnya pada mata pelajaran matematika itu ternyata memberikan sebuah hasil yang dapat mendukung pernyataan beberapa ahli bahwa cara mengajar seorang guru itu memang berdampak kepada murid yang diajarkannya. Murid ternyata sangat dominan menyukai seorang guru yang apabila memberikan sebuah soal kepada murid, kemudian guru tersebut membahas soal-soal yang telah diberikan dan dijawab oleh si murid itu. Namun, faktor lingkungan pun berperan pula ketika ada murid yang suka menggunakan kalkulator dan ada yang tidak suka. Dikarenakan disetiap kelas itu pasti terdapat juga murid-murid yang tidak setuju dengan adanya alat bantu seperti kalkulator dalam proses pembelajaran.Alasannya alat bantu tersebut bisa membuat murid menjadi malas berfikir dan menghitung. Oleh sebab itu sebaiknya guru bisa menempatkan waktu dimana alat bantu tersebut dapat digunakan agar terjadi kekondusifan didalam kelas.

5.2       Saran
                        Guru sebagai tenaga pendidik harus memiliki kreativitas dalam proses pembelajarannya di kelas. Guru harus mengetahui bagaimana cara mengajar yang baik agar siswa-siswi senang dalam belajar. Ternyata siswa-siswi menyukai guru yang selalu berinteraksi dengan muridnya, memberikan soal lalu dibahas bersama-sama dan memberikan kesempatan kepada siswa-siswinya untuk bertanya. Jika siswa-siwi menyukai cara mengajar guru, maka mereka akan semangat dalam belajar dan meraih prestasi, terutama di mata pelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umk.ac.id/1901/2/BAB_II.pdf (diunduh pada tanggal 26 Desember 2014)





















LAMPIRAN

ANGKET
Cara Mengajar Guru Menentukan Prestasi Matematika Pada Siswa

No
Deskripsi
Sangat Setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak Setuju
1
Saya membutuhkan alat peraga dalam proses pembelajaran




2
Saya membutuhkan alat bantu (kalkulator) dalam proses pembelajaran




3
Saya menyukai guru yang memberitahu cara singkat dalam mengerjakan soal matematika




4
Saya menyukai guru yang berinteraksi dengan muridnya




5
Saya menyukai guru yang memberi beberapa soal matematika lalu dibahas bersama-sama




6
Saya menyukai guru yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya




7
Saya menyukai guru yang tegas tetapi cara mengajarnya mudah dimengerti






Nama  :
Kelas      :
Sekolah   :