Syarat Kebenaran Ilmiah
1. Koherensi
Sesuatu dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2. Korespondensi
Suatu pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang
dikandungnya berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju
oleh pernyataan tersebut atau sesuai dengan faktanya.
3. Pragmatis
Pernyataan dianggap benar karena pernyataan itu mempunyai
sifat pragmatis atau fungsional dalam kehidupan praktis, dapat dipraktiskan dan
didayagunakan bagi kehidupan manusia di dunia.
Jalan Mencari Kebenaran
1. Penemuan Kebenaran
Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain adalah takdir
Allah swt. Walaupun tidak ditemukan secara ilmiah, banyak penemuan ini yang
telah menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan.
2. Penemuan Kebenaran Melalui Trial and Error (Coba
dan Ralat)
Bekerja secara coba dan ralat adalah melakukan suatu
pekerjaan secara aktif dengan mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali
dengan menukar-nukar cara dan materi. Pengulangan tersebut tanpa dituntun oleh
suatu petunjuk yang jelas sampai seseorang menemukan sesuatu.
3. Penemuan
Kebenaran Melalui Spekulasi
Penemuan kebenaran melalui spekulasi sedikit lebih tinggi
tarafnya dari pada penemuan secara coba dan ralat. Dalam spekulasi seseorang
dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun kurang dipikirkan masak-masak
tetapi dikerjakan dalam suasana yang penuh resiko. Penemuan dengan cara ini
memerlukan pandangan yang tajam.
4. Penemuan
Kebenaran Melalui Kewibawaan
Kebenaran ini berasal dari pendapat orang-orang yang
dianggap berwibawa, yaitu kebenaran berdasarkan penghormatan pada pendapat
orang yang dianggap berwibawa. Sering orang tidak lagi berusaha menggunakan
kebenaran ini dan menerima pendapat tersebut sebagai kebenaran.
5. Penemuan
Kebenaran Melalui Berpikir Kritis
Dengan kemampuannya berpikir, manusia dapat merangkum
pengalaman dan fenomena dalam suatu rumusan untuk mencapai kebenaran. Kemampuan
berpikir dan pengalaman tidak lain adalah berpikir logis. Berpikir logis
bukanlah sepenuhnya merupakan cara-cara yang ilmiah karena logika dan
pengalaman manusia yang digunakan untuk menemukan kebenaran tidak dalam konsep
yang sama sehingga tanpa guna. Hasil yang memuaskan tergantung dari dua hal,
yaitu kemampuan berpikir dan jenis pengalaman. Dan dari sinilah bermula metode
penelitian karena manusia mencari jalan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan.
6. Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui
metode penelitian. Metode penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu
manusia dalam taraf keilmuan.Penyaluran sampai setaraf ini disertai oleh gejala
yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Metode ilmiah hanya akan
menarik dan membenarkan suatu kesimpulan apabila telah dibentengi oleh
bukti-bukti yang meyakinkan, yang dikumpulkan melalui prosedur yang sistematis,
jelas, dan terkontrol. Landasan sekaligus tujuan kegiatan ini ialah teori, di
mana teori itu sendiri adalah serangkaian penelitian yang menjadi satu
kebulatan sistematis yang diperlukan dalam memahami dan meramalkan fenomena
yang menjadi persoalan.
Proses Berpikir
Ilmu lahir karena adanya rasa ingin tahu, hal ini dapat
menjurus pada keingintahuan ilmiah. Dengan adanya keingintahuan manusia yang
terus-menerus maka ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan
berpersepsi serta kemampuan berpikir logis. Dengan adanya kesamaan antara
konsep ilmu dan proses berpikir maka manusia dapat memecahkan masalah yang
dihadapi dalam hidupnya.
Berpikir secara nalar mempunyai dua kriteria, yaitu berpikir
logis dan berpikir analitis.
a. Berpikir Logis
Berpikir ini mempunyai pengertian ganda, artinya suatu
kebenaran dapat diterima oleh satu pihak, tetapi dapat saja ditolak oleh pihak
lain. Kecenderungan yang dapat menjurus kepada kekacauan bernalar ini
disebabkan oleh perbedaan persepsi dari masing-masing pihak.
b. Berpikir Analitis
Berpikir ilmiah berarti melakukan kegiatan analitis dalam
menggunakan logika secara ilmiah. Dengan demikian, berpikir tidak lepas dengan
daya nalar imajinasi seseorang dalam merangkaikan rambu-rambu pikirannya ke
dalam pola tertentu, yang dapat memunculkan kejeniusan seseorang. Pada hakikatnya
berpikir ilmiah merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif,
masing-masing berkaitan secara rasional (rasio sebagai sumber kebenaran) dan
empiris (fakta sebagai sumber kebenaran).
Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari research, artinya mencari kembali. Secara
umum dapat dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan atau alat untuk
memperoleh jawaban (kebenaran) mengenai suatu fenomena yang diamati.
Penelitian adalah sebuah proses dan ilmu adalah hasilnya.
Penelitian dan ilmu sebagai proses untuk mendapatkan kebenaran. Jadi,
penelitian bertujuan mencari atau menemukan kebenaran, menguji kebenaran, dan
menerangkan kebenaran.
Sumber
: http:/zuwaily.blogspot.com/2012/11/kebenaran-sebagai-dasar-penelitian.html?m=1
As reported by Stanford Medical, It is indeed the SINGLE reason women in this country live 10 years more and weigh on average 19 kilos lighter than we do.
(And by the way, it is not related to genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING about "how" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", not "WHAT"...
Tap on this link to uncover if this quick quiz can help you find out your real weight loss possibilities