Archive for Desember 2014

Paragraf yang Ilmiah sesuai dengan Fakta dan Logika


.



1.      Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan.Dalam satu paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup.Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan.Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokokparagraf yang dapat diungkapkan terdapat paragraf induktif dan deduktif.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
Paragraf yang biasa digunakan dalam karangan ilmiah adalah paragraf argumentatif karena paragraf ini sesuai dengan fakta dan logika juga tidak mengada-ada. Berikut penjelasan paragraf argumentatif
Argumentasi
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Dasar paragraf argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Oleh karena itu, harus berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:

1.    Bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet);
2.    Wawancara atau angket;
3.    Penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi.

Agar lebih mudah, Anda dapat menulis paragraf argumentatif dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.      Daftarlah topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan.
2.      Susunlah kerangka paragraf yang akan dibuat.- Kembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf.
3.      Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu, dan lain-lain).
Ciri-ciri Pargaraf atau karangan argumentasi

1.   Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin mengenai topik yang dibahas.
2.   Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
3.   Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4.   Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara logis
5.   Penutup berisi kesimpulan.

Karakteristik paragraf argumentasi:
1.    Kalimat utama/pendahuluan berupa pernyataan/gagasan penulis yang menarik perhatian pembaca 
2.    Diikuti kalimat-kalimat penjelas yang berisi argumen-argumen untuk meyakinkan atau membuktikan kebenaran gagasan awal penulis
3.    Ditutup dengan kesimpulan yang menegaskan gagasan awal penulis
Karangan argumentasi dan eksposisi seringkali sulit dibedakan. Bentuk keduanya hampir sama. Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan, yaitu:

Bagian Karangan
argumentasi
Eksposisi
Pembuka atau pendahuluan
Menarik perhatian pembaca pada persoalan yang akan dikemukakan.
Memperkenalkan kepada pembaca tentang topik yang akan dipaparkan dan tujuan paparan tersebut.
Tujuan
Meyakinkan pembaca.
Memberi informasi atau menjelaskan kepada pembaca agar pembaca memperoleh gambaran yang jelas.
Penggunaan data, contoh, gambar, dsb (Alasan)
Untuk membuktikan bahwa apa yang dikemukakan penulis dalam tulisan itu benar.
Untuk lebih menjelaskan atau memperjelas isi karangan.
Penutup
Menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
Menegaskan lagi apa yang  telah diuraikan sebelumnya.


Paragraf argumentasi mempunyai dua pola pengembangan, yaitu sebagai berikut:
1.      Sebab ke Akibat, yaitu jenis pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari peristiwa yang dianggap sebagai penyebab, lalu menuju kepada kesimpulan yang berupa efek atau akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
2.      Akibat ka Sebab, merupakan kebalikan dari pola pengembangan paragraf argumentasi yang sebelumnya. Paragraf ini dimulai dari menjelaskan suatu masalah yang dianggap sebagai akibat lalu bergerak menuju hal-hal yang dianggap sebagai penyebab masalah tadi.

1. Pola sebab-akibat
Yaitu satu sebab yang menimbulkan beberapa akibat.
Misal:
Sebab: Hujan turun__________akibat
1) jemuran basah akibat
2) tanah becek akibat
3) got penuh air dsb.

2. Pola akibat-sebab
Yaitu satu akibat yang terjadi karena beberapa sebab.
Misal:
akibat: lingkungan rusak__________sebab
1)      penebangan hutan sebab
2)      pembuangan sampah sebab
3)      penambangan liar dsb.

3. Pola sebab-akibat yang bertalian
Satu sebab menimbulkan satu akibat yang menjadi sebab dari akibat yang timbul berikutnya.
Sebab1________akibat1 (sebab2)_______akibat2 (sebab3)_______akibat3 (sebab4) dan seterusnya.

Misal:
Sebab1: Semalam hujan turun ________Akibat1: air menggenang (menjadi sebab2) _______Akibat2: jalan-jalan banjir (menjadi sebab3)____________Akibat3: lalu lintas macet. dan seterusnya…
Contoh Paragraf Argumentasi Sebab Akibat:
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu maju mundurnya suatu bangsa. Adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi bahwa pendidikan di indonesia adalah pendidikan yang sangat mahal dan tak terjangkau bagi masyarakat tak mampu. Pada tahun 2010 saja terdapat 1,08 juta siswa SD hingga SMA yang putus sekolah. Biaya pendidikan yang mahal diperkirakan menjadi sebab tingginya angka putus sekolah di tahun 2010 tersebut.
Contoh Paragraf Argumentasi Akibat Sebab:
Kerusakan lingkungan merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh umat manusia di era modern sekarang ini. Hampir setiap hari kita selalu disuguhi dengan berita-berita tentang berbagai macam bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan berbagai macam bencana alam lain yang telah memakan banyak sekali korban baik harta maupun nyawa. Bencana-bencana alam "buatan" yang sering terjadi saat ini, tak lain dan tak bukan adalah akibat dari pola hidup sebagian besar manusia modern yang tidak ramah lingkungan.
Contoh Paragraf Argumentasi

Pendidikan gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain ceritanya. Anak-anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak. Di perkotaan sekolah berlomba-lomba meningkatkan sarana dan prasaran dengan jalan menaikkan pungutan dengan dalil sumbangan pendidikan, uang gedung, dan lain-lain karena biasanya masyarakat perkotaan lebih memilih sekolah yang mempunyai sarana pendidikan yang baik sehingga mereka tidak akan segan untuk membayar mahal demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman, sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang bisa dipungut dari masyarakat. Para siswa harus puas dengan kondisi fasilitas pendidikan yang jauh dari kata layak.

Sumber:
Kiki, Liong. 2010. Struktur dan Aturan Penulisan Paragraf. http://liongkiki.wordpress.com/2010/03/31/struktur-dan-aturan-penulisan-paragraf/. Di akses pada tanggal 25 November 2014.

Munir, M.M. 2013. Materi Unsur-Unsur Paragraf Bahasa.http://el-abad.blogspot.com/2013/09/materi-unsur-unsur-paragraf-bahasa.html. Di akses pada tanggal 25 November 2014.

Definisi dan Kalimat


.



A.    Pengertian Definisi
Definisi yaitu suatu perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan “apa sebenarrnya suatu hal itu”, sehingga dapat dengan jelas dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain.
Definisi yang baik harus memenuhi syarat :
Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat dari semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Setiap definisi harus mempunyai 2 bagian, yaitu :
1.      Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum
2.      Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens
B. Jenis-jenis Definisi
Menurut Alex Lanur, Poespoprodjo dan Nicholas Rescher secara garis besar jenis definisi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Definisi Nominal (Nominal Definition or Stipulative Definition)
Suatu jenis definisi yang baru sama sekali atau memberikan suatu arti baru pada kata yang sudah lama ada. Dan definisi ini merupakan suatu cara untuk menjelaskan sesuatu dengan menguraikan arti katanya. Contoh : Madrasah adalah sekolah agama bagi orang muslim.
2.      Definisi Riil (Real Definition or Lexical Definition)
Mendefinisikan kata yang sudah umum digunakan, biasanya yang terdapat dalam kamus bahasa.
Irving M Copi, mengatakan bahwa ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :
a.       Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal diatas.
b.      Definisi Lexical, penjelasannya pun sama dengan definisi riil.
c.       Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.
d.      Definisi Teoritis, definisi yang muncul dalam rangka mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.
e.       Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.
C.Teknik Mendefinisikan
Teknik-teknik yang dikemukakan oleh Nicholas Rescher, yaitu :
1.       Enumerative Definition, yaitu suatu teknik pendefinisian dengan cara memberikan daftar lengkap dari setiap bagian kata yang didefinisikan.
2.      Ostensive Definition, definisi dibuat dengan mengungkapkan perwakilan dari bagian kata yang didefinisikan.
3.      Metode Genus dan Difference, yaitu definisi dengan memperhatikan genus dandifference.
4.      Genetic Definition, definisi dibuat dengan memaparkan organisasi atau unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan.
5.      Synonymous Definition,defini yang dibuat dengan menacu pada definiendum yang sama.
D. Aturan-aturan Definisi
Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Definisi tidak boleh membentuk lingkaran, atau dengan kata lain apa yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi. Contoh : Logika adalah ilmu yang menerangkan hukum logika
2.      Definisi tidak boleh terlalu luas dan terlalu sempit, contoh : Merpati adalah burung yang dapat terbang (terlalu luas) dan Kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu (terlalu sempit).
3.      Definisi harus mengacu pada atribut esensial yang dimiliki atau terdapat dalam definiendum, contoh : sepatu tidak dapat didefinisikan hanya dengan menyebutkan bentuk dan bahan pembuatnya tetapi juga harus diungkapkan kegunaannya.
4.      Definisi harus jelas, harus menghindari kerancuan dan kesamar-samaran, contoh : kehidupan adalah sepotong keju atau aluminium adalah satu tipe besi yang ringan.

A.    Pengertian kalimat
Kalimat adalah bagian ujaran atau tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran atau tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya atau perintah).
B.     Jenis Kalimat
Berdasarkan Pengucapan
1.      Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:          Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”

2.      Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:          Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.

Berdasarkan Jumlah Frasa atau Klausanya  (Struktur Gramatikal)
1.      Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
a.     KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:   Victoria bernyanyi
.                   S          P
b.      KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   Ika sangat rajin
.               S          P


c.       KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
.                    S             P
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Saya siswa kelas VI.
2.    Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :  Adik bernyanyi.

2.      Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:
a.        Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.
Contoh :   Ayah pergi ke kantor dan ibu memasak di dapur.

b.      Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kalimat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas.Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat.Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Contoh:
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

c.       Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
1.      Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Contoh :          Jangan membuang sampah sembarangan !

2.      Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun.Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Contoh :          Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

3.      Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:          Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

4.      Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak.Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:          Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

Berdasarkan Unsur Kalimat
1.      Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
           S               P                  K

2.      Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
Selamat sore

3.      Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
Ambilkan koran di atas kursi itu!

4.      Kalimat Versi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
         S                 P            O                     K
Aku dan dia bertemu di cafe ini.
.          S             P             K

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia