Di
sebuah kamar, seorang cowok membaca sms dari pacarnya.
Kamu
kemana aja sih? Jalan sama cewe lain ya?
Cowok itu menghela nafas bosan, lalu
membalas sms dari pacarnya.
Iya, kenapa? Mau
putus?
***
Di tempat lain…
Seorang cewek
yang menerima sebuah sms dari pacarnya langsung kaget setelah membacanya. Dia
tidak pernah menyangka cowoknya segampang itu mengatakan kata “putus”. Dengan
berat hati dia membalas,
Iya, kita putus
aja!
Setelah yakin sms
balasan itu terkirim, dia menjauhkan HPnya. Tidak mau membaca sms balasan dari
mantan pacarnya, karena dia tau isinya pasti akan sangat menyakitkan. Nico
memang cowok paling jahat yang pernah Irene kenal!
Irene pun
menangis tersedu-sedu. Sejujurnya dia tidak ingin menangisi cowok itu, cowok
yang udah jahat kepadanya. Tapi matanya tidak mau berhenti mengeluarkan
butir-butir air mata.
“Nico jahaattt!!!
Lo tega banget sih sama gueee!!! Hiks….”
Dari luar kamar
Irene, adiknya mendengar suara tangis dan teriakan Irene. Adiknya tau, kakaknya
menangis pasti karena pacarnya yang bernama Nico. Dari awal memang dia gak
setuju kakaknya pacaran dengan cowok itu. Semenjak pacaran dengan cowok itu,
kakaknya selalu diam di kamar, galau, gak mau makan. Hanya sesekali dia
terlihat senang karena cowoknya itu.
Dalam benaknya,
dia sudah mempunyai suatu rencana. Memikirkan rencana itu membuat adik Irene
tersenyum simpul dan pergi menjauhi kamar kakaknya.
***
Di SMAN 123
Jakarta, terlihat suara riuh siswa-siswi dari kantin yang berebut untuk membeli
makanan. Memang inilah yang terjadi ketika bel istirahat berbunyi, kantin akan
langsung dipenuhi siswa-siswi dari kelas 10, 11, dan 12. Bayangkan sendiri
bagaimana kericuhannya.
Mungkin hanya
Bella yang tak tertarik untuk ikut berdesak-desakkan membeli makanan. Dia lebih
tertarik ke perpustakaan sekolah, walau hanya sekedar membaca novel atau
mengembalikan buku.
Saat Bella sedang
berjalan menuju perpustakaan sambil membawa 2 novel di tangan kanannya. Seorang
cowok berlari dengan tergesa-gesa dan menabrak Bella. Karena kaget, 2 novel
yang dipegang Bella pun terjatuh dari tangannya.
“Aduh!” umpat
Bella.
“Eh, sorry sorry,
nih.” Cowok yang menabrak Bella itu berhenti sejenak untuk mengambil
novel-novel Bella dan mengembalikannya pada Bella.
“Iya gak apa-apa,
lain kali hati-hati dong.”
“Iyaa, sorry banget
ya. Gue lagi buru-buru sih.”
“Ya udah sana
kalau buru-buru.” Bella mengambil novel-novelnya dan pergi meninggalkan cowok
itu yang terlihat heran atas sikap Bella padanya. Tapi setelah kesadarannya
kembali, dia kembali berjalan dengan tergesa-gesa ke arah kantin.
***
“Arghhh Sisca,
gue lagi sebel!” ucap Bella di dalam kelas setelah mengembalikan 2 novel yang
dipinjamnya di perpustakan.
“Sebel kenapa?”
tanya Sisca teman sebangku sekaligus sahabat setianya Bella.
“Tadi pas gue
lagi jalan, tiba-tiba ada cowok nabrak gue sampe novelnya jatuh.”
“Ya ampun gitu
doang, dia gak sengaja kali.”
“Iya gue tau dia
gak sengaja, tapi kan… sakit tauuu!!! Bahu gue kena tembok, pasti biru deh nih
-_-“
“Ihhh lebay
banget sih temen gue nihhh!!!” kata Sisca sambil mencubit pipi chubby
sahabatnya itu.
“Ihh Sisca malah
gitu. Udahan ah curhatnya.” Bella pura-pura ngambek.
“Haha, yaudah nih
mending kita berdua makan cokelat :D”
“Cokelat?” mata
Bella berbinar-binar.
“Iya nih.”
“Mauuu. Thank you
my best friend forever :*”
Karena asik
dengan cokelatnya, Bella pun melupakan kejadian yang barusan saja dialaminya
dengan cowok itu.
Yang tanpa dia
sadari, kejadian kecil itu akan menjadi sebuah kejadian besar dalam hidupnya…
***
Pelajaran
terakhir di kelas Bella dan Sisca adalah
Sejarah. Bagi anak-anak IPA seperti mereka berdua, sejarah adalah pelajaran
yang paling membosankan! Kenapa? Wajar aja, mereka berdua memilih IPA karena
gak suka dan gak mau berhubungan dengan pelajaran IPS. Tapi sayangnya sejarah
masih aja ikut dan menghantui mereka di kelas.
Jam di tangan
Bella menunjukkan pukul 13.56 menit, masih ada waktu 4 menit lagi untuk guru
sejarahnya menjelaskan tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha -_-
“Jadi, kerajaan
Hindu-Buddha yang terakhir adalah….”
Kata-kata guru
sejarah itu terhenti ketika bunyi bel terdengar merdu di telinga siswa-siswi.
“Yeeees!!! :p”
ucap Bella pelan.
“Baiklah,
waktunya udah habis. Minggu depan kita lanjutkan lagi ya. KM tolong siapkan.”
“Baik bu. Siap,
berdoa…mulai”
Seisi kelas
berdoa dalam hati.
“Selesai. Memberi
salam.”
“Assalamu’alaikum
wr.wb.”
“Walaikumsalam
wr.wb.”
Guru sejarah yang
pertama kali keluar dari kelas, disusul dengan Bella dan Sisca.
“Akhirnya,
akhirnyaa…” ucap Bella senang.
“Kenapa sih lo
tuh Bel, kayak mau ketemuan sama cowok aja seneng banget.”
“Yee, emang gue
seneng cuma karena cowok doang? Gak lah :p”
“Iya iya. Tuh Riska
sama Niken, yuk kesana.”
“Okee”
Bella dan Sisca
mendekati Riska dan Niken yang sedang membeli es cendol di depan gerbang
sekolah mereka.
“Helloo.. Pulang
bareng yukkk!!!” ajak Sisca.
“Oke oke.”
Di saat mereka
berempat lagi kepanasan menunggu angkot. Dari arah gerbang sebuah sepeda motor
satria F yang dikendarai seorang cowok mendekati mereka.
“Hey, mau pulang
bareng gak?” sapa + tanya cowok itu.
“Ngajak siapa
lo?” tanya Bella jutek.
“Ngajak lo.” jawabnya
sambil tersenyum.
“Ngajak gue? Gue
kenal lo aja gak.”
“Hah? Lo udah
lupa? Gue yang tadi gak sengaja nabrak lo. Sebagai permintaan maaf gue, gue
anterin pulang ya.”
“Idihh, modus
tuhh haha.” kata Riska dan Niken berbarengan.
“Gak mau dan gak
usah. Gue udah maafin lo kok.”
“Yakin udah
maafin?”
“Iya!”
“Hmm, tapi gue
belum tenang kalau cuma minta maaf doang. Gue anterin pulang ya?”
“Gak…”
“Udah, ikut aja
Bella.” Sisca menyarankan.
Bella memasang
tampang tak percaya ‘Sahabatnya rela
membiarkan dia ikut sama cowok yang baru aja dikenalnya tanpa sengaja?’
“Gak mau. Kasian
temen guenya. Udah sih, gue udah maafin lo. Lebay banget sih!”
Seperti kebetulan
atau memang keberuntungan Bella, sebuah angkot mendekati mereka dan menawarkan
jasa angkutannya.
Bella mengucapkan
tujuannya lalu menaiki angkot itu disusul teman-temannya. Cowok yang mengajak
Bella pulang bareng melihat seakan menahan tawa, lalu dia melihat ke arah
Bella, tersenyum dan mengucapkan “Hati-hati ya cantik :)”
Sontak aja seisi
angkot, khususnya teman-teman Bella teriak dan ngecengin Bella.
“Cieee Bellaaaa,
dibilang cantik tuh :D”
Bella hanya
melengos dan membuang muka dari cowok itu, ‘Dasar cowok stress’ ucapnya dalam
hati.
***
Besoknya, Sisca
masih aja ngeledekin Bella tentang kejadian kemaren. Cowok yang baru aja di
kenal Bella, mengucapkan kata “cantik” ke Bella. Memang perlu diakui, Bella itu
cantik cuma sayang aja terlalu jutek, eh salah deh terlalu cuek sama cowok.
“Udah Sisca
berhenti ngeledekin gue deh. Nanti gue marah loh!” ancam Bella.
“Jiah lo Bel, mau
marah aja bilang-bilang. Marah mah marah aja kali.”
“Terserah.”
“Yahhh, Bella
CANTIK beneran marah? wkwk”
“Ihhh Sisca
nyebeliinnn!!! Kenapa ngomong cantiknya diperjelas >,<”
“Haha, peace deh
CANTIK :p”
“Kesel -_-“
Dan akhirnya,
saat ini di sekolah bagi Bella adalah saat menyebalkan. Di kelas dia selalu
diledekin Sisca. Saat istirahat Riska, Niken dan Sisca terus-terusan meledeknya
tanpa henti yang diselingi tawa keras mereka.
Ketika bel pulang
berbunyi. Bella berteriak senang dan berkata pada Sisca “Yes, gue pulang
duluan! Gak mau denger ledekan kalian lagi :p”
Bella berjalan
sendiri ke depan gerbang sekolah. Tanpa sepengetahuannya, seorang cowok
memperhatikannya dan tersenyum simpul. Cowok itu mendekati Riska, Niken dan
Sisca, berbasa-basi sebentar. Mengucapkan sebuah kata lalu pergi meninggalkan
mereka bertiga.
***
Di kamar. Bella
malah memikirkan semua ledekan teman-temannya. ‘Cantik? Oh my God! Betapa playboynya cowok itu. Baru kenal aja udah
bilang cantik. Emang sih kalau diliat-liat tampangnya lumayan juga. Haduhhhh
apa-apaan sih Bella, kenapa lo jadi mikirin cowok itu?!!’
HP Bella bergetar
tanda ada sms.
Bella mengambil
HPnya dan membaca sms itum keningnya berkerut,
Hei Bella cantik
Bella gak
langsung membalas sms itu, dia mengira itu orang iseng. Atau gak kerjaan
teman-temannya yang sengaja mau ngerjain dia.
Everybody hurts
some days
It’s ok to be
afraid
Everybody hurts,
everybody screams
Everybody feel
this way and it’s okay
Di layar HP Bella
terpampang nomor yang sms Bella tadi memanggil, Bella membiarkannya. Ketika
untuk kedua kalinya nomor itu menelepon, barulah Bella mengangkatnya karena
merasa terganggu.
“Siapa sih?”
“Jutek banget
sih.” Terdengar suara cowok dari seberang.
“Lo siapa?”
“Ngajak kenalan
nih?”
“Idih gak lah,
udah ah gaje!”
“Eh jangan
ditutup dulu, gue Satria, yang kemaren-kemaren nabrak lo. Maih inget?”
“Lo lagi? Tau
nomor gue dari siapa? Mau ngapain lagi sih?”
“Dari temen lo
haha. Cuma mau kenalan aja.”
“Ish.. Oh.”
Dari
pembicaraan-pembicaraan itu, Bella jadi tau kalau cowok yang nabrak dia 2 hari
yang lalu bernama Satria, dia kakak kelas, kelas 12 IPA 4. Dia memberitahu
segala macam, baik yang ditanya Bella maupun yang tidak.
Entah mengapa
Bella merasa nyaman mengobrol dengan dia. Sampai akhirnya mereka menjadi teman
akrab. Selalu pulang bareng. Kadang-kadang di hari Minggu mereka pergi, hanya
berdua.
Suatu hari, di
hari Minggu. Ketika Bella dan Satria sedang menikmati makanan dan minuman di
sebuah kafe. Satria berkata,
“Mmm, Bel. Gue
mau ngomong sesuatu. Tapi jangan marah ya.”
“Ngomong apa sih?
Iya gak akan marah. Apa?”
“Sebenernya…
sebenernya gue suka lo.”
Bella yang sedang
menyeruput orange juicenya tersedak, “Akh”
“Eh, Bel sorry
kalau bikin kaget lo.”
“Gak apa-apa. Lo
bercanda kan, Sat?”
“Gak, gue serius.
Jadi jawaban lo apa?”
Bella tidak
menjawab, hanya menatap mata Satria, mencari keseriusan di matanya. Banyak
orang mengatakan mulut bisa bohong, tapi mata gak mungkin bohong.
“Mungkin lo gak
bisa jawab sekarang. Gue bakal nunggu lo, sampe lo siap jawab :)”
“Thanks Sat :)”
Satria mengantar
Bella pulang. Rumah Bella tampak sepi. Kedua orang tuanya selalu pulang malem.
Kakak cowoknya pasti lagi sibuk sama ceweknya. Sudah hal biasa, dan Satria
mulai mengerti kalau Bella selama ini kesepian.
“Gue pulang dulu
ya, Bel. Thanks for today.”
“Iya hati-hati
ya. Oke sama-sama Satria :)”
***
Setelah berpikir
dengan jernih dan matang-matang. 2 hari sejak Satria menyatakan cinta pada
Bella. Akhirnya Bella pun memberi jawaban pada Satria, dia menerima Satria
sebagai pacarnya :)
Hari-hari pun
berlalu. Yang namanya awal-awal pacaran, pasti dunia serasa milik berdua,
begitupun Bella dan Satria. Mereka selalu pulang bareng, terkadang gak langsung
pulang tapi ke kafe dulu. Dan setiap malam minggu, Satria akan menelepon Bella
dan mereka pun otpan :D Di hari Minggunya pasti mereka jalan berdua, baik
nonton atau sekedar makan-makan.
Tepat sebulan
hari jadian mereka, Satria menelepon Bella,
“Happy
Anniversary ya sayang :D”
“Iyaa, happy
anniversary too sayang :D Ciee kamu inget. Hehe”
“Iya dong, masa
hari special gak inget sih cantik :)”
Bella yang
mendengar kata-kata itu hanya tersipu malu.
Yaa, begitulah
hari-hari selanjutnya, Bella hanya merasakan kebahagiaan tanpa adanya
kesedihan.
***
Tetapi sayangnya
kebahagiaan itu tak bertahan lama..
Saat istirahat,
Bella melihat Satria jalan berdua ke kantin dengan seorang cewek. Bella tau itu
teman sekelasnya. Melihat cowoknya jalan dengan cewek lain, Bella pun merasa
cemburu.
Ketika pulang
bareng, Bella rasanya ingin bertanya pada Satria tentang cewek itu, tapi dia mengurungkan
niatnya dan berpura-pura tidak melihatnya. Dia takut Satria mngecapnya sebagai
“Cewek cemburuan”.
“Makasih,
hati-hati ya sayang.” ucap Bella di depan rumahnya.
“Iya.” Satria pun
pergi.
‘Iya doang?’ tanya Bella dalam hatinya.
Biasanya, setelah
sampai rumah Satria ngirim sms ngasih kabar. Tapi ini gak, sampai jam 10 malam
Satria gak sms Bella satu pun.
‘Kenapa sih kamu Sat? Kok berubah gini? Udah
bosen sama aku?’
Bella pun tidur
dengan pertanyaan yang berkecamuk dipikirannya.
***
Besok paginya,
Bella melihat Satria sedang berdua dengan cewek itu di parkiran sekolah. Bella
tau, Satria pasti berangkat bareng sama cewek itu.
Saat istirahat
pun Satria jalan berdua ke kantin dengan cewek itu, mereka tampak seperti
pacaran. Bella benar-benar cemburu melihat mereka berdua!
Dan itu
berlangsung setiap hari. Kalau dihitung-hitung sudah hampir sebulan Satria
jalan berdua sama cewek itu. Dan selama itu pula Bella menahan dirinya untuk
menanyai masalah itu pada Bella, tapi untuk hari ini Bella udah gak tahan. Dia
putuskan untuk bertanya pada Satria saat pulang sekolah.
Bella pun
menunggu waktu pulang dengan tak sabar. Dan saat bel pulang berbunyi, guru
matematika keluar kelas, Bella langsung keluar kelas tanpa pamit dulu pada
Sisca. Sisca yang melihatnya hanya menaikkan satu alis matanya, dia tau pasti
ini ada hubungannya dengan Satria. Karena semalem Bella udah curhat padanya
tentang masalah Satria dan cewek itu.
Di parkiran
sekolah, Satria tampak sedang duduk di atas motornya sambil bersenda gurau
dengan teman-temannya. Bella menghampiri mereka, Satria yang melihatnya
tersenyum. Lalu pamit pada teman-temannya.
Di perjalanan
terasa sunyi hanya suara angin dan kendaraan lain yang terdengar. Tidak ada
obrolan dari mereka berdua.
Sesampainya di
rumah Bella, tanpa basa-basi Bella langsung berkata “Tadi berangkat bareng
siapa?”
“Hah, siapa?
Wulan? Dia temen sekelas gue.”
‘Gue? Biasanya juga aku atau Satria’
“Kok keliatannya
mesra banget ya.”
“Biasa aja tuh.”
“Oya?”
“Terus mau lo
apa? Lo mau kita putus?”
DEG! Bukan
kata-kata itu yang mau Bella dengar dari mulut Satria. Dia cuma mau mendengar
ungkapan ‘Tenang aja, dia bukan siapa-siapa aku kok. Dia cuma teman doang.’
“Ya udahlah kita
putus aja ya. Gue juga udah muak sama sikap lo yang cemburuan itu. Sekarang
masing-masing aja!” Satria menstarter motornya lalu meninggalkan Bella yang terdiam
mematung.
Sedetik kemudian
Bella berlari ke dalam kamarnya dan menangis.
***
Sejak putus dari
Satria, Bella terlihat lebih murung. Ditambah, setiap di sekolah, Satria tampak
mesra dengan cewek barunya, Wulan. Bikin Bella tambah kesal aja!
Ketika pulang
sekolah, Bella iseng membuka FBnya. Di berandanya terlihat kakak cowoknyanya
menulis status di FB. ‘Dasar, padahal
udah punya twitter, tapi masih aja update status di FB wkwk’.
Tapi entah
mengapa, tiba-tiba terlintas dibenaknya untuk mengeklik profil FB kakaknya itu.
Seperti ada perasaan yang menyuruh dia memecahkan suatu masalahnya. Yang bahkan
Bella sendiri gak tau apa masalahnya.
Dia melihat
dinding FB kakaknya itu, ada wall dari seorang cewek “Thanks udah buat gue
sakit gini :’)” Membaca wall itu membuat Bella penasaran, dia mengeklik nama FB
cewek itu. Irene Fransiscya. Loading, dan tampillah profil cewek itu. Melihat
foto profilnya, Bella tersentak kaget.
“Ini kan……
Satria”
Ya, foto profil
Irene Fransiscya bersama seorang cowok yaitu mantan pacarnya, Satria. Di
sibling profil FB Irene, Satria tertulis sebagai saudara laki-lakinya. ‘Berarti Satria adik Kak Irene?’
Bella pun
langsung mencari keberadaan kakaknya. Nico, kakak cowoknya sedang duduk di
ruang TV.
“Kak, mantan
kakak ada yang namanya Irena Fransiscya?” tanya Bella to the point.
“Hah? Tau dari
mana lo?”
“Gak penting tau
darimana. Kakak udah nyakitin dia? Pasti kakak mutusin dia tanpa alasan kan!?”
Yap, Bella tau kebiasaan buruk kakaknya. Kakaknya playboy, suka nyakitin
perasaan cewek dan memutuskan ceweknya tanpa alasan yang jelas.
“Bukan urusan
lo!”
“Itu urusan gue!
Kakak pernah mikir gak sih? Kakak tuh punya adik cewek, kalau adik lo digituin gimana? Hah!” Bella
mulai terpancing emosi.
“Tapi faktanya
gak kan!”
“Faktanya Iya
kak! Dan kakak puas kan udah buat adiknya sakit kayak mantan-mantan kakak
itu?!” Bella pun berlari ke dalam kamarnya sambil menangis tersedu-sedu.
Nico mengejarnya,
“Siapa cowok yang udah nyakitin lo? Bilang ke gue!”
“Buat apa kak?
Emang kakak peduli sama gue? Selama ini kan kakak sibuk sama cewek-cewek lo.
Sibuk nyakitin mereka!”
“Gue peduli lah,
gue kan kakak lo!”
“Harusnya kalau
kakak peduli sama gue, kakak gak bakal nyakitin cewek-cewek. Ini karma kak,
karma untuk kakak yang gue terima!”
Nico berpikir
sejenak. Mencari tau siapa cowok yang udah nyakitin adiknya, setelah dia
menemukan sebuah nama, dia pun pergi meninggalkan adiknya ke suatu tempat.
***
Setelah sampai di
tempat yang Nico tuju. Dia masuk ke dalam halaman sebuah rumah. Mengetuk pintu
depannya.
Seorang cewek
cantik membukakan pintu dan terlihat kaget melihat siapa yang datang, “Nico?”
“Gue gak mau
basa-basi. Mana adik lo?”
“Adik gue? Ada perlu
apa lo sama adik gue?” bingung cewek itu.
“Lo tau gak? Adik
lo udah nyakitin adik gue!”
“Maksud lo?”
“Alah gak usah
sok lugu. Jangan-jangan lo lagi yang nyuruh adik lo buat nyakitin adik gue!”
“PIkiran lo
dangkal banget ya! Gue gak pernah nyuruh adik gue buat nyakitin adik lo. Karena
gue gak mau ada cewek lain ngalamin hal yang sama kayak gue!”
“Muna lo! Mana
adik lo?!”
“Adik gue gak ada
di rumah! Dia lagi main! Mending sekarang lo pergi dari rumah gue!”
“Gak usah bohong,
mana adik lo?!”
Di saat Nico dan
Irene sedang beradu mulut. Dari luar pagar, Bella yang daritadi mengikuti Nico
dari belakang mendekati mereka berdua.
“Udah kak, STOP!”
teriak Bella.
“Bella, ngapain
lo disini?”
“Bella tau, saat
kakak pergi, kakak pasti ke rumah kak Irena, makanya Bella ngikutin kakak dari
belakang.”
“Oke. Cowok yang
udah nyakitin lo namanya Satria Frans Darmawan kan? Dia adik cewek ini!”
“Ya. Dan aku tau
kalau dia adik mantan kakak, kak Irene. Aku juga tau kalau maksud Satria
nyakitin aku buat balas dendam, karena kakak udah nyakitin kakak ceweknya.
Bella sebagai cewek tau, kak Irene gak mungkin nyuruh adiknya nyakitin aku.
Pikiran dia gak sepicik itu. Harusnya kakak sadar, ini semua kesalahan kakak.
Gak seharusnya kakak marah-marah ke kak Irene ataupun Satria. Ini hanya sebagai
pelajaran buat kakak, biar kakak gak nyakitin cewek lagi :’) Kak Irene, aku
mewakili kak Nico minta maaf atas semua yang dia lakukan ke kakak. Semua udah
terbalas kak :) Permisi.”
Bella menarik
kakaknya keluar dari rumah kak Irene. Nico hanya diam dan mengikuti adiknya.
Dia naik ke atas motornya dan diikuti oleh adiknya. Nico pun langsung
menstarter motornya meninggalkan rumah
mantannya itu.
***
Malam harinya,
sekitar pukul 19.00 seorang cowok memarkirkan motor Satria Fnya di garasi
rumahnya. Setelah itu dia berjalan santai memasuki rumahnya.
“Aku pulang.”
“Satria, kenapa
kamu nyakitin Bella? Dia gak salah apa-apa? Kenapa kamu tega de?” Irene
menangis tersedu-sedu.
Satria yang
melihat kakaknya menangis langsung menghampirinya dan memeluknya.
“Maaf kak, aku
cuma mau Nico tau gimana rasanya ngeliat orang yang dia sayang terluka.”
“Tapi tindakan
kamu itu udah nyakitin seorang cewek yang gak bersalah.”
“Iya kak, aku
tau. Dan aku menyesal. Sekarang aku baru merasakannya, kalau ternyata aku
benar-benar suka sama Bella.”
_Tamat_