PERSAHABATAN part 5-6


.

*Pukul 17.00, di rumah Abel*

"Assalamualaikum" terdengar suara bel ditekan.

"Waalaikumsalam, tunggu yaa!" teriak Abel.

Ckleekk...

Abel membuka pintu depan rumahnya.

"Vicky? Tumben ke rumah gue."

(sekedar informasi, vicky itu cowoknya Abel)

"Seneng dong cowoknya dateng!"

"Iya, iya. Seneng :)"

"Nggak ikhlas amat senyumnya."

"Hihh, sok tau. Orang senyumnya udah ikhlas banget juga."

"Bagus deh."

"Oya, nggak latian futsal? Kan mau tanding." tanya Abel sinis.

Gara-gara sekolahnya mau tanding futsal, Abel dan Vicky jadi jarang ketemu.

"Udah. Jangan sinis gitu deh. Latihan terakhir loh sekarang!"

"Dih?? Berarti lombanya besok dong!"

"Iya Abel sayang. Pinter deh!"

"Abel kan emang pinter :p. Jam berapa? Di mana?"

"Narsis! Besok jam 2 siang, di sekolah kita. Dateng ya!"

"Hehe. Ok! Ada Daniel nggak?"

"Hah? Lo nanya Daniel?" cemburu Vicky.

"Hahaha, nggak usah cemburu gitu. Daniel kan tunangannya Citra."

"Owwhh. Dia ikut! Ajak Citra aja!"

"Sippp!"

Allahuakbar... Allahuakbar...

Tanpa terasa, sudah adzan. Waktu begitu cepat berlalu (lebayyy).

"Gue pulang ya!"

"Nggak salat dulu?"

"Di rumah aja!"

"Yang bener di rumah salat?" tanya Abel nggak percaya.

"Iyalah. Udah ya! Bye!"

"Iya. Bye!"



*Hari Rabu Di sekolah*

"Eh,eh. Nanti siang nonton tanding futsal sekolah kita vs sekolah sebelah yuk!" ajak Abel saat istirahat.

"Males ah." jawab Icha, Citra, dan Laura serempak.

"Jahatnyaaa :'( Nggak temenan lagi ah!" Abel ngambek.

"Bercanda Abel!"

"Jadi pulang sekolah nonton nih?" tanya Abel untuk memastikan.

"Iyaaa." jawab mereka bareng-bareng.

"Daniel juga ikutan tanding futsal loh!"

"Oyaa?" tanya Citra.

"He'eh. Lo dateng ya buat dukung dia!"

"Dukung dia? Hmm."

"Iyaaa... Ok.ok"

"Mungkin."

"Kenapa mungkin?"

"Bagi dia, gue bukan siapa-siapa kan. Pasti ceweknya dateng dan ngedukung Daniel :(. Jadi buat apa gue dukung dia." Citra tampak sedih.

"Udah dateng aja! Terus dukung dia! Nggak usah peduliin ceweknya!"

"Ya."



*Pulang sekolah*

"Ayo kita nonton tanding futsal teman-teman!" ajak Abel.

"Ayoo!" kata Laura semangat.

"Yaa!" jawab Citra.

"Duluan deh. Gue mau ke perpustakaan dulu." ucap Icha.

"Haduhh, temen gue tumben-tumbenan rajin banget mau ke perpustakaan!" kata Laura sambil menepuk-nepuk pundak Icha.

"Gue mau ngembaliin buku. Udah ya! :D"

"Owwhh, ngembaliin buku. Dikirain mau baca-baca buku. Huhh :p. Kita tunggu di depan gerbang sekolah yaaa!" Terdengar suara Citra, Laura, dan Abel dalam kelas.

"Iyaaa!" teriak Icha di luar kelas.

Icha berjalan kearah perpustakaan.

Setelah ngembaliin buku yang dipinjamnya, Icha cepat-cepat berjalan ke arah gerbang sekolah, karena teman-temannya sedang menunggunya.

Tapi di tengah jalan, seorang cowok mendekatinya.

Mukanya familiar di mata Icha.

Mereka berdua berbicara sebentar, lalu cowok itu mengeluarkan HPnya, dan mencatat sesuatu.

"Thanks ya." ucap cowok itu.

"Iyaa." Icha berjalan menjauh dari cowok itu.

*Di gerbang sekolah*

"Lama amat sih! Ayo,ayo cepetan! Nanti keburu dimulai." Abel semangat 45.

"Emang gue lama ya?" tanya Icha ke Laura.

"Nggak kok. Nggak lebih dari 15 menit."

"Eh, kalo di pikir-pikir kenapa kita nunggu Icha di gerbang? Kenapa bukan di lapangan futsal aja sih!" gerutu Citra.

"Iya, ya? Udahlahh... Yang penting sekarang kita nonton!"

Nggak lebih dari 10 menit. Mereka semua udah sampai di lapangan futsal.

Lapangan futsal tampak rame di penuhi orang-orang yang mau nonton tanding futsal.

"Tuh kan udah rame, nanti kita nggak keliatan lagi nontonnya! Icha sih lama ke perpustakaannya!" ucap Abel.

"Disitu kosong kok! Pasti keliatan! Nggak usah lebay gitu deh!" Icha sudah kepancing emosi.

Mereka berjalan ke tempat kosong yang ditunjuk Icha. Ternyata bener kata Icha, dari tempat ini pertandingan futsalnya keliatan, lalu mereka pun menonton pertandingan futsal dengan serius.

Babak ke satu selesai, skornya 1-1. (Seri)

Babak ke dua dimulai, futsal lawan bertanding dengan hebat.

Abel sibuk teriak-teriak menyemangati Vicky dan kawan-kawan.

Citra yang tadinya mau menyemangati Daniel, cuma diam, karena Daniel sudah disemangati ceweknya.

Pada akhirnya, futsal yang menang dari SMA 1, SMA Vicky. 2-1.

Cepat-cepat Abel berlari ke arah Vicky dan meninggalkan teman-temannya. Sebelumnya dia pamit dulu ke teman-temannya. Mohon doa restu. Hahaha

"Selamat ya! Menang! Hebat deh!" kata Abel ke Vicky yang lagi meneguk air dari aqua botolnya.

"Iyalah menang, udah pasti itu mah." sombong Vicky.

"Huhh dasar!!"



*Jam 19.00 Di rumah Laura*

Laura lagi duduk nonton sinetron yang banyak nggak disukai cowok.

Memang sinetron itu menyebalkan, apalagi kalau musuhnya ditambah lagi, yang tadinya satu jadi dua. Atau nggak, musuh yang satu hilang, muncul musuh yang kedua.

Nggak pernah selesai deh masalahnya.

Tapi mau gimana lagi, mau nggak mau ditonton juga deh.

HP Laura berdering, ada nomor tak di kenal nelepon.

"Halo, siapa nih?" Laura mengawali pembicaraan.

"Halo Ra, ini gue Aldi."

Bukan main senangnya Laura.

Tanpa disangka-sangka Aldi nelepon dia, di saat dia lagi BT.

"Tau nomor gue dari siapa?" tanya Laura yang merasa nggak pernah ngasih nomornya ke Aldi.

"Dari teman lo."

"Hah? Siapa?"

"Nggak tau deh siapa."

"Ketemu dimana?"

"Di koridor."

"Ciri-cirinya gimana?"

"Yaa, cewek aja."

"Iya tau cewek, tapi rambutnya gimana?"

"Heyy, gue nelepon lo bukan mau ngomongin teman lo."

"Hehe, maaf,maaf. Emang mau apa?"

"Pertanyaan lo waktu di taman masih berlaku nggak?"

Laura berpikir, di taman? Taman sekolah? Yang pas gue nembak Aldi?

"Yang gue nembak lo itu?" tanya Laura polos.

"Yupz."

"Masih dong! :)"

"Gue terima lo." kata Aldi tanpa basa basi.

"..." Nggak ada suara yang terdengar dari mulut Laura.

"Halo, Ra? Masih disitu kan?"

Tetep nggak ada jawaban.

"Tidur nggak bilang-bilang." Aldi memutus telepon.

Padahal Laura tadi itu lagi nelepon temannya. Ngasih tahu kabar gembira yang di alaminya.

Saat Laura selesai nelepon temannya, dia ngeliat layar HPnya. Nggak ada nomor tak dikenal yang nelepon.

"Yaa, kok Aldi nutup teleponnya sih. :'(" ucap Laura.



_bersambung_

Your Reply