Selasa, 21 Mei 2013 16:24 wib
Bisma Ridhowi. (Foto: dok pribadi)
JURUSAN dalam bangku kuliah merupakan kompas bagi mahasiswa selama menyelesaikan masa studinya. Tak hanya sampai di situ, jurusan itu pulalah yang menentukan bagaimana masa depan dari agent of change tersebut.
Ada yang mengatakan memilih jurusan itu gampang. Di sisi lain tak sedikit yang mengatakan butuh pertimbangan ekstra untuk mengetok palu bahwa "Aku memilih jurusan ini". Dengan memilih jurusan yang tepat harapannya proses pembelanjaran selama kuliah menjadi lancar dan mudah.
Begitu pula saat lulus nanti, diharapkan lulusan jurusan tersebut memiliki peluang kerja yang menjanjikan. Lantas, bagaimana cara memilih jurusan yang tepat?
Pertama, pastikan dulu apa passionmu. Passion banyak diartikan sebagai kombinasi antara kenikmatan dalam menjalankan aktivitas tertentu yang mengandung makna dan dilakukan dengan penuh perasaan. Tanpa passion, maka segala yang dilakukan hanyalah formalitas.
Tidak ada rasa bahagia melakukannya, tidak ada rasa bangga telah menyelesaikannya, dan aktivitas tersebut terasa tidak bermakna. Contoh sederhana, jika passionmu di bidang seni dan sastra Indonesia maka pilihlah sastra Indonesia sebagai jurusanmu.
Kedua, pelajari dulu apa yang akan didapatkan ketika mengambil jurusan tersebut. Saat ini, banyak media elektronik yang memanjakan para penggunanya untuk mengakses segala bentuk informasi. Jangan sampai harapan akan mendapatkan sesuatu di jurusan tersebut menjadi sebuah penyesalan sebab tidak sesuai dengan perkiraan.
Ketiga, lihat peluang kerja saat lulus nanti dari jurusan yang dipilih. Hanya ada dua pertimbangan untuk bekerja, yaitu negeri dan mandiri. Pertimbangkan kedua hal tersebut secara matang bahwa kamu akan memilih kerja di mana. Tak hanya sampai di situ, pikirkan kembali peluang kerja dari jurusanmu itu selama minimal lima tahun ke depan atau bahkan 10 tahun ke depan agar dapat memberikan kepastian ketebalan dompetmu saat lulus nanti.
Keempat, hitung seluruh biaya yang akan kamu keluarkan selama menyelesaikan studi di bangku kuliah. Biaya yang dihitung tersebut mulai dari biaya pendaftaran, registrasi, SPP, sumbangan, kelulusan, tempat tinggal, makan, dan biaya tak terduga lainnya. Dengan mengetahui prakiraan biaya yang dibutuhkan, maka kamu akan mempersiapkannya lebih matang, termasuk orangtua yang akan menjadi donatur tunggal selama kuliah.
Kelima, jika kamu memang bersikukuh untuk memilih jurusan tersebut namun ekonomi tak mendukung, maka pastikan jurusan tersebut menawarkan banyak beasiswa mulai dari beasiswa prestasi, beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu, dan beasiswa untuk tugas akhir, yang mampu menopang biaya yang dibutuhkan. Dengan demikian, kamu tidak akan kerepotan lagi soal biaya.
Keenam, pastikan universitas yang menaungi jurusan yang kamu pilih tersebut sesuai dengan spesifikasi yang kamu inginkan. Misal, idealnya jurusan tersebut laboratorium bioteknologi untuk mendukung proses pembelajaran, namun laboratorium tersebut belum ada atau bahkan perlengkapannya belum memadai.
Ketujuh, bicarakan semua keinginanmu itu kepada orang tua. Jangan mengambil keputusan secara sepihak. Sebab terkadang orang tua juga memiliki pandangan lain tentang jurusan yang akan kita pilih. Bicarakan pula kepada guru konseling di SMA atau kakak angkatan yang sudah susuk di bangku kuliah agar mendapat banyak pandangan sehingga final choice yang diambil tidak membuat menyesal di kemudian hari.
Semoga tujuh pertimbangan di atas bisa membantu kamu yang akan masuk dunia mahasiswa. Selamat berjuang dan sukses selalu!
Bisma Ridhowi
Mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (//ade)
Ada yang mengatakan memilih jurusan itu gampang. Di sisi lain tak sedikit yang mengatakan butuh pertimbangan ekstra untuk mengetok palu bahwa "Aku memilih jurusan ini". Dengan memilih jurusan yang tepat harapannya proses pembelanjaran selama kuliah menjadi lancar dan mudah.
Begitu pula saat lulus nanti, diharapkan lulusan jurusan tersebut memiliki peluang kerja yang menjanjikan. Lantas, bagaimana cara memilih jurusan yang tepat?
Pertama, pastikan dulu apa passionmu. Passion banyak diartikan sebagai kombinasi antara kenikmatan dalam menjalankan aktivitas tertentu yang mengandung makna dan dilakukan dengan penuh perasaan. Tanpa passion, maka segala yang dilakukan hanyalah formalitas.
Tidak ada rasa bahagia melakukannya, tidak ada rasa bangga telah menyelesaikannya, dan aktivitas tersebut terasa tidak bermakna. Contoh sederhana, jika passionmu di bidang seni dan sastra Indonesia maka pilihlah sastra Indonesia sebagai jurusanmu.
Kedua, pelajari dulu apa yang akan didapatkan ketika mengambil jurusan tersebut. Saat ini, banyak media elektronik yang memanjakan para penggunanya untuk mengakses segala bentuk informasi. Jangan sampai harapan akan mendapatkan sesuatu di jurusan tersebut menjadi sebuah penyesalan sebab tidak sesuai dengan perkiraan.
Ketiga, lihat peluang kerja saat lulus nanti dari jurusan yang dipilih. Hanya ada dua pertimbangan untuk bekerja, yaitu negeri dan mandiri. Pertimbangkan kedua hal tersebut secara matang bahwa kamu akan memilih kerja di mana. Tak hanya sampai di situ, pikirkan kembali peluang kerja dari jurusanmu itu selama minimal lima tahun ke depan atau bahkan 10 tahun ke depan agar dapat memberikan kepastian ketebalan dompetmu saat lulus nanti.
Keempat, hitung seluruh biaya yang akan kamu keluarkan selama menyelesaikan studi di bangku kuliah. Biaya yang dihitung tersebut mulai dari biaya pendaftaran, registrasi, SPP, sumbangan, kelulusan, tempat tinggal, makan, dan biaya tak terduga lainnya. Dengan mengetahui prakiraan biaya yang dibutuhkan, maka kamu akan mempersiapkannya lebih matang, termasuk orangtua yang akan menjadi donatur tunggal selama kuliah.
Kelima, jika kamu memang bersikukuh untuk memilih jurusan tersebut namun ekonomi tak mendukung, maka pastikan jurusan tersebut menawarkan banyak beasiswa mulai dari beasiswa prestasi, beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu, dan beasiswa untuk tugas akhir, yang mampu menopang biaya yang dibutuhkan. Dengan demikian, kamu tidak akan kerepotan lagi soal biaya.
Keenam, pastikan universitas yang menaungi jurusan yang kamu pilih tersebut sesuai dengan spesifikasi yang kamu inginkan. Misal, idealnya jurusan tersebut laboratorium bioteknologi untuk mendukung proses pembelajaran, namun laboratorium tersebut belum ada atau bahkan perlengkapannya belum memadai.
Ketujuh, bicarakan semua keinginanmu itu kepada orang tua. Jangan mengambil keputusan secara sepihak. Sebab terkadang orang tua juga memiliki pandangan lain tentang jurusan yang akan kita pilih. Bicarakan pula kepada guru konseling di SMA atau kakak angkatan yang sudah susuk di bangku kuliah agar mendapat banyak pandangan sehingga final choice yang diambil tidak membuat menyesal di kemudian hari.
Semoga tujuh pertimbangan di atas bisa membantu kamu yang akan masuk dunia mahasiswa. Selamat berjuang dan sukses selalu!
Bisma Ridhowi
Mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (//ade)