Cewek PDKT? Ok aja tuh, nggak masalah! (bagian 4)


.

Terdengar suara dering handphone di sebuah kamar cewek.
“"Halo, kenapa Fa nelepon?”"
“"Gue mau ngajak lo nonton konser bandnya Tyo dan Raka.”"
Tyo dan Raka? Hati kecilku bertanya-tanya tentang nama-nama cowok yang Ifa ucapkan barusan.
Setelah berpikir jernih, aku tahu siapa yang di maksud Tyo dan Raka itu. Nama-nama cowok itu nama dari cowok hitam manis dan cowok putih manis.
“"Ohh, namanya Tyo dan Raka ya?"” ucapku sambil tersenyum, nggak penting sebenarnya senyum-senyum segala, Ifa nggak bakal ngeliat senyumku.
“"Ups.. Keceplosan!”" kata Ifa yang mengcopy-paste kata-kata Pak RT di film ‘Islam KTP’.
“"Hahaha. Emang kapan gitu konsernya?”" tanyaku.
“"Besok, di sekolah Sinduwarna.”"
“"Hah? Emang itu konsernya buat umum ya?”"
“"Iyaa… Dateng ya! Mulainya jam 13.00. Ajak Nia, Wini, dan Inda juga!”"
“"Ok deh!"
Aku menghubungi Nia, Wini, dan Inda untuk mengajak mereka menonton konser di Sinduwarna. Dan sama seperti waktu menonton pertandingan basket di SMP Alliyah. Inda nggak bisa ikut. Ada urusan keluarga. Sibuk banget deh dia pokoknya!
Nia dan Wini pastinya bisa ikut. Syukur deh.

*****

Aku, Nia, dan Wini sudah berdiri menyaksikan band Tyo dan Raka. Mereka mengambil aliran musik pop. Yaa, wajar aja, musik pop kan emang lagi banyak disukai anak-anak remaja.
Baguslah penampilan bandnya. Nggak buruk kok.
Aku mencari-cari Ifa. Ternyata dia sedang menunggu di tempat keluarnya personil-personil dari band yang baru saja tampil di panggung.
Setelah band Tyo dan Raka selesai. Digantikan dengan band lain. Band ini sama saja, mengambil aliran musik pop.
Mataku langsung melihat ke arah Ifa, benar saja dugaanku. Dia mau ngajak cowok hitam manis itu ngobrol. Pasti sekarang Ifa lebih memilih cowok hitam manis daripada cowok putih manis.
Semoga kamu bisa mendapatkan cinta dari cowok hitam manis itu ya Ifa…
“"Hey! Bengong aja!”" Nia mengagetkanku.
“"Hehe. Lagi liatin Ifa tuh!”" kataku sambil menunjuk Ifa dan cowok itu yang lagi duduk di kursi panjang di bawah pohon rindang. So sweet…..
“"Jadi dia sekarang lebih milih cowok hitam manis itu?”" tanya Wini.
“"Yaa, mungkin.”" jawabku.
“"Semoga berjalan dengan yang diinginkan Ifa ya.”"
“"Amin. Pulang yuk!”" ajakku.
“"Yuk! Pamit sama Ifa dulu nggak?”"
Kami berpikir sejenak. Melihat ke arah kursi panjang itu. Dua orang anak remaja sedang asyik ngobrol yang terkadang diselingi dengan tawa renyah.
“"Kayaknya nggak perlu deh. Nanti di sms aja."” ucap kami bertiga serempak lalu berjalan lurus melewati anak-anak remaja yang sedang ayik nyanyi dan meninggalkan suara lagu yang sedang beralun.

*****

Di Pizza Hut, aku, Nia, Wini dan Inda sedang menunggu Ifa yang mau memperkenalkan mereka dengan pacarnya.
Sudah lebih dari setengah jam kami menunggu disini. Dan sudah setengah jam waktu berlalu dengan sia-sia.
“"Mana Ifa? Coba di telepon."” saran Inda yang terlihat bosan menunggu lama-lama.
“"Iya. Tunggu ya.”" Aku menekan nomor telepon Ifa. Baru terdengar nada tunggu ke 1. Ifa datang dengan muka penuh penyesalan.
“"Maaf ya telat. Cowok guenya baru selesai latihan nih.”"
Aku berkata dalam hati, pasti baru selesai latihan basket. Sebenarnya tanpa mesti diperkenalkan pun, aku, Nia, Wini dan Inda sudah tahu siapa cowoknya. Si cowok hitam manis itu kan.
“"Iya, nggak apa-apa. Cowok lo kan cowok sibuk."” ucap Nia tanpa ada maksud sedikit pun menyindir.
“"Ayo sini masuk!”" ajak Ifa pada cowoknya yang masih berdiri di luar.
Cowok Ifa masuk…..
Kami bertiga bengong melihat cowok Ifa.
“"Kenalin, ini cowok gue. Namanya Dion. :)”" Ifa memperkenalkan cowoknya pada kami bertiga yang masih melongo.
“"Dion."” Cowok itu mengulurkan tangannya.
Ternyata cowok Ifa bukan cowok hitam manis Bukan juga cowok putih manis. Ini cowok yang baru aku lihat. Juga cowok yang baru Nia,Wini dan Inda lihat.
“"Kok pada bengong sih?”" tanya Ifa.
Kami bertiga tersadar. Langsung kami jabat tangannya Dion, satu-persatu.
Kita ngobrol berbagai macam obrolan. Dari gimana Ifa bisa bertemu dengan Dion, gimana mereka bisa jadian, dan lain-lain.
Dion itu teman mainnya Ifa di rumahnya. Katanya Dion itu sudah suka Ifa dari semenjak kelas satu SMP. Selama tiga tahun Dion pendam perasaannya, sampai akhirnya dia berani menyatakannya pada Ifa. Dan langsung dijawab ‘'iya’' oleh Ifa.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Besok harus sekolah, tugas menumpuk. Jadi aku, Nia, Wini dan Inda pamit pulang duluan.
Mereka berdua sempat kecewa. Terutama Ifa. Tapi dengan alasan yang logis, Ifa megizinkan kami pulang.
Malamnya, aku menelepon Ifa untuk menanyakannya tentang cowok hitam manis.
“"Ohh,cewek dia katanya mau sekolah di sini SMAnya. Cowok itu senang banget! Nggak ada harapan lagi deh gue. Ehh,, tiba-tiba teman baik gue nyatain cintanya. Dia juga cakep, baik, gaul, pinter, kenapa nggak gue terima. Iya nggak?”"
“"Tapi emang lo suka sama Dion juga?”" tanyaku hati-hati.
“"Iya sih. Emang pas pertama nerima cintanya, gue nggak suka sama dia. Tapi lama-kelamaan, karena selalu bersama, gue mulai suka sama dia.”" jawab Ifa malu-malu.
“"Syukur deh kalau gitu. Semoga langgeng sampai kakek dan nenek yaa… :)”"
“"Aminnn….. Makasih sahabatku yang paling baik semesta!!!!”"
“"Sama-sama.”"
Telepon kami berdua terputus.
Sudah malam. Tugas-tugas sekolah dari guru sudah selesai, waktunya tidur. Dah semua.

_tamat_

Your Reply